Monday, March 16, 2009

Pesona Cinta

Diposkan oleh Dhimas HR Pada 10:43 AM 0 komentar
Pesona Cinta  Feb 16, '06 11:09 PM
Oleh : Tary
Vivin memeriksa kembali arloji di tangan kirinya. Jam 5 sore. Ck! Sudah lewat satu jam tapi  Ayu belum juga menampakkan diri. Tak biasanya Ayu ngaret kalau ada janji. Apalagi ini penting. Mereka akan mengunjungi Udin, salah satu murid ngajinya yang kecelakaan tempo hari.
Dit…dit…dit…dit…
Suara SMS yang masuk di handphone-nya membuat Vivin sedikit terkejut.
“Maaf, Vin. Aku nggak bisa datang. Ada keperluan mendadak.” SMS dari Ayu membuatnya mengeluh. Kenapa nggak dari tadi kirim SMS, sih? Teganya membuatku menunggu satu jam di sini. Uh! Batinnya kesal. Lagian kenapa sih tuh anak jadi supersibuk begitu? Seingat Vivin sudah lima kali janji dalam dua minggu terakhir ini yang di batalkan Ayu karena kesibukannya.
Tergesa Vivin melangkah meninggalkan musala sekolah. Meski satu sekolah mereka berbeda kelas dan jurusan. Hm, sepertinya dia harus ke rumah Udin sendirian sore ini. Apa boleh buat. Dilambaikan tangannya ketika bis jalur empat lewat di depannya. Ketika melompat ke atas bis, tak sengaja matanya menangkap sosok Ayu di sisi jalan yang berlawanan arah dengannya. Hei! Bukankah itu Ayu? Jalan sama cowok? Eh, bertiga ding! Satu lagi cewek. Dengan siapa ya?
“Duduk Mbak! Ongkos-ongkos!” suara kenek bis itu mengejutkannya.
Vivin buru-buru mencari tempat duduk dan membayar ongkos. Setelah itu sibuk mencari sosok Ayu kembali. Namun sayang, Ayu telah hilang dari penglihatannya. Meninggalkan tanda tanya di benaknya. Tumben Ayu jalan sama cowok. Bukankah dia akhwat yang paling streng dalam urusan ini? Ah, mungkin ada urusan penting dan benar-benar mendadak. Lagian mereka bertiga, bukan berduaan. Mungkin Ayu mencari inspirasi untuk tulisannya. Vivin menepis prasangka buruk dalam hatinya.
***
“Tingginya sekitar 168. Kulitnya bersih, rambutnya lurus dan dandanannya rapi.”
“Kuliah di mana tadi, Nov?”
“Di ITB baca: mahasiswa terbaik ITB.”
“Yap! Namanya Fai. Fai siapa ya? Faiman atau Faijan?”
“Hush! Enak aja kamu bilang Sa. Faisal tahu…Mohammad Faisal lengkapnya. Katanya sih dia lebih suka dipanggil Bangfei. Duh, mesra amat ya panggilannya?”
“Hm, ini baru  ikhwan jempolan.”
Vivin membalik lembaran diktat tebalnya dengan setengah hati. Suara berisik dua sohibnya sedikit mengganggu konsentrasi belajarnya.
“Eh, Vi, kok menurutku wajahnya mirip sama penyanyi grup Warna yang bernama Sarwana itu ya?”
“Ah, ini lebih cakep.Tatapan matanya teduh. Orangnya juga cool. Cool, calm and confident. Kaya’ iklan rokok aja ya? He..he..he…”
“Kita bersaing sehat lho Nov, inget itu. Yah, namanya juga usaha. Siapa tahu dapet…”
Kali ini Vivin menoleh kearah dua sohibnya. Sepertinya mereka baik-baik saja. Tidak sedang mengingau atau mabuk karena ujian midterm. Tapi kok bicaranya menceracau gitu ya? Bahkan Salsa yang sedikit pendiam juga tampak antusias. Vivin mengernyitkan kening. Wajah Novi dan Salsa tampak biasa-biasa saja. Malah kali ini tampak lebih ceria. Setelah dapat kepastian kalau dua sahabatnya baik-baik saja, Vivin kembali pada diktat tebalnya.
“Selama ini kumencari-cari teman yang sejati, buat menemani perjuangan suci…” kembali terdengar suara Novi melantunkan nasyidnya Brother’s dengan suara fals.
“Bersyukurku padamu Ilahi, teman yang dicari selama ini telah ditemui…” Salsa meneruskan.
Kini Vivin menutup diktat tebalnya. Perlahan dia mendekati dua sahabatnya yang asyik bercerita di depan TV. Dia tak kuasa lagi menahan penasaran di hatinya.
“Kalian lagi ngomongin apa sih? Seru amat.”
Novi mengedipkan mata ke arah Salsa. Salsa balas mengedipkan mata. Dih, kesambet apa nih anak? Batin Vivin heran. Jadi pada genit begini?
“Kamu udah ketemu Fai, Vin?” tanya Novi.
Vivin menggeleng. “ Fai? Fai yang mana? Faimo Pak Bon di sekolah itu?”
“Itu… Fai yang putra bungsunya Ibu kost kita. Kemarin datang dari Bandung.”
“Iya Vin, wuih bener-bener ikhwan jempolan deh. Rugi kamu nggak kenalan,” Novi meneruskan kata-kata Salsa.
“Emang dari mana kalian tahu dia ikhwan jempolan? Kenal juga baru aja kan?”
“Ini akurat kok informasinya, Vin. Langsung dari sumber terpercaya,” Novi masih ngotot.” Lagian dia itu seperti kata Mbak DYF di cerpennya itu lho. 3i.”
“Apa tuh Nov?” Vivin dan Salsa penasaran.
“Ikhwan, insinyur dan ITB. He he he…”
 “Oh, gitu? Kira-kira dia minat bisnis batik nggak ya?”
“Ah, pikiran kamu dagang melulu deh, Vin,” Salsa menonjok lengan Vivin gemas.
“Lho, apa salahnya? Bukankah Nabi Muhammad pada masa mudanya juga pedagang yang hebat?” sergah Vivin. Dalam hati dia ketawa ngikik. Emang apa hubungan kata-katanya itu dengan Fai? He he he.
“Buktikan sendiri deh, kalau nggak percaya.”
Salsa menyetujui kata-kata Novi. Mereka baru saja mau beranjak dari ruang tengah ketika Ayu datang. Ayu hanya mengucap salam, tersenyum lalu melesat ke kamarnya. Novi dan Salsa yang bersiap menceritakan tentang Fai pada Ayu sedikit kecewa. Akhir-akhir ini Ayu memang tampak lain. Agak tertutup dan selalu sibuk di luar. Vivin menggaruk kepalanya yang tak gatal. Entah kenapa, dia merasa ketiga sahabatnya menjadi makhluk-makhluk aneh di matanya.
***
Malam itu Fai datang bertamu. Dia tidak sendiri tapi bersama Ibunya. Diam-diam Vivin mengamati tamunya. Tak salah yang dikatakan Novi. Pigur Fai memang mempesona. Bibirnya selalu tersenyum ketika berbicara, tatapannya yang teduh, sikapnya yang rendah hati juga bahasa tubuhnya yang penuh percaya diri.
Astaghfirullah…Vivin menepis angan-angannya yang melayang sekejap. Kenapa matanya jadi mengamati sosok itu terus seolah tak terhijab? Padahal Fai berusaha menundukkan pandangannya. Salsa dan Novi tampak ribut menyambut tamunya. Vivin jadi jengah melihat tingkah caper kedua sahabatnya.
“Kedatangan Ibu ke sini sebenarnya ingin minta tolong. Anak saya Fai butuh bantuan adik-adik semua,” suara Ibu kost sambil tersenyum.
“Oh, apa yang bisa kami bantu Bu? Insya Allah kami tidak keberatan kok,” jawab Novi ramah.
“Iya Bu, kebetulan kami tidak sedang ujian,” tambah Salsa. Vivin menatap Salsa heran. Bisa-bisanya Salsa berbohong seperti itu, padahal sekarang kan sedang banyak ulangan..
“Di sini kan anak punya banyak teman akhwat…” Ibu kost menghentikan kata-katanya. Salsa dan Novi saling berpandangan. Fai masih tertunduk.
Temen akhwat? Hm, ada apa gerangan menanyakan para akhwat? Apa Fai sedang mencari calon? Batin Vivin sambil melirik dua temannya yang sikut-sikutan.
“Iya Bu, tapi bukan mencarikan jodoh untuk Bangfei kan?” potong Novi . Ibu kost tertawa. Salsa mengikik halus dan Fai hanya tersenyum sedikit. Sedangkan Vivin seperti disengat kalajengking mendengar kata-kata Novi yang berani. Habis minum jamu apa sih nih anak? Berani amat?
“Begini…”ibu kost melanjutkan kata-katanya. Semua mendengarkan dengan seksama.” Anak saya Fai, Insya Allah akan walimah bulan depan. Kami butuh bantuan anak semua dan teman-teman untuk jadi panitia walimah.”
“Ooo…” Novi dan Salsa ber-o bersama-sama seperti di komando. Setelah itu mendadak ruang tamu senyap.Vivin mengikik geli dalam hati. Apalagi ketika menatap wajah memelas dua sohibnya. Nah kan? Patah arang deh, loe! Makanya teliti dulu sebelum membeli eh, mengagumi.
 “Bagaimana? Adik-adik semua bersedia membantu kami kan?” tanya Ibu kost memecah kesunyian beberapa saat itu. Salsa dan Novi saling berpandangan.
“Insya Allah kami bersedia, Bu,” jawab Vivin demi melihat dua sahabatnya hanya terlongong-longong dan tak kunjung menjawab. Salsa dan Novi mencubit lengannya bersamaan.
Setelah berbasa-basi dan ngobrol sedikit, jam sembilan kurang seperempat Ibu kost dan Fai berpamitan. Novi dan Salsa membanting tubuhnya di sofa. Mereka diam seribu bahasa.
“Patah hati nih ye?” ledek Vivin sambil tertawa. Dua temennya masih diam. Sepertinya sedang menetralisir kegundahan di hatinya masing-masing. Tak berapa lama Ayu datang dengan wajah yang tak jauh beda dengan kedua temannya. Namun kali ini Ayu tak langsung melesat ke kamar, dia menghampiri teman-temannya.
“Sisters, help me please…” keluh Ayu tiba-tiba. Semua menatap Ayu tak mengerti. Hampir dua minggu terakhir Ayu tak pernah bicara pada mereka kecuali tersenyum dan meringis. Namun tiba-tiba kini mengeluh. What  happen?
“Kenapa Yu? Kelihatannya kamu lagi sedih?” Vivin buka suara. Dua temannya menunggu.
“Aku…aku…sakit hati. Patah hati alias broken heart…”
Nah lho? Kok sama? Salsa dan Novi berpandangan. Dalam hati berkata, ‘asyik ada temennya nih?’ Vivin mengeryitkan dahinya. Hm, lagi musim patah hati toh?
“Sama siapa, Yu?” Novi memberikan tissu pada Ayu yang berlinangan. Ayu terdiam dalam isak. Bahunya terguncang-guncang. Idih, kok Ayu jadi kekanakan begini? Juga…agak norak. Pakai nangis-nangis segala. Bukankah biasanya dia yang paling bijak di antara penghuni Melati 17? Lagian…Duh! Kok jadi pada kacau begini sih orang-orang ini? Pada kemana hijab di hati mereka? Vivin menggigit bibirnya.
“Sama siapa, Yu?” Salsa mengulang pertanyaan Novi.
“Fai, putranya ibu kost.”
Hah???! Semua menatap Ayu tak percaya. Tiga mata di hadapan Ayu membola. Yang bener aja… Fai? Lagi lagi Fai. Hebat sekali pesona ikhwan satu itu. Sampai Melati 17 geger dan hatinya terpatah-patah.
“Entah kenapa aku terpesona banget sama dia, sejak dia datang dari Bandung Nina adiknya mengenalkan padaku. Ya, begitulah, diam-diam aku sangat kagum padanya dan menaruh harap. Tapi setelah aku klarifikasi ternyata Fai sudah punya calon…hiks…hiks…”
“Tunggu! Jadi selama dua minggu terakhir ini kamu sibuk karena dia?” potong Vivin.
“Iya, Vin, tepatnya sama Nina. Maksudku sih…em, dengan deket sama Nina aku bisa lebih mengenal Fai…”
Astaghfirullah! Ada sesal yang tiba-tiba merambati dada Vivin. Apa yang sebenarnya telah terjadi pada kawan-kawannya? Bukankah selama ini mereka sangat menjaga hijab itu? Batas mana yang telah terlanggar? Mereka berempat sangat tahu bahwa perasaan itu tak boleh dipelihara untuk seseorang yang belum halal baginya. Selama ini mereka berusaha menutup seluruh celah untuk pesona yang satu itu. Namun akhirnya kebobolan juga. Ah, menghijabi hati memang bukan perkara gampang. Apalagi untuk urusan yang satu ini. Kalau pesona makhluk ciptaan Allah saja mampu memukau manusia sedemikian hebatnya, bagaimana dengan pesona penciptanya sendiri? Ah, harusnya pesona itulah yang terindah di mata makhluk. Bukan pesona makhluk ciptaan-Nya. Semua terdiam. Seolah sedang mengoreksi dirinya sendiri.

“Aku…aku…malu dengan Allah, diriku sendiri juga kalian,” kata Ayu setelah terdiam sekian waktu.
“Iya, aku juga malu…” tambah Novi.
“Aku juga, kayaknya aku mesti restart hatiku nih.” lanjut Salsa penggemar komputer itu kumat dengan bahasa komputernya.
Kini Ayu yang bengong. Kok temannya pada ikut-ikutan malu? Tak lama Vivin pun menjelaskan duduk perkaranya. Dan mereka berempat tertawa bersama.
“Kita butuh psikiater untuk menambal hati kita yang terkoyak-koyak ini,” Ayu tiba-tiba ambil suara. Kata-kata puitisnya mulai berhamburan. Tak ada airmata lagi di matanya.
“Nah, kalau yang ini kerjaan Novi. Tuh, Nov! Kamu kan bercita-cita jadi psikiater. Hati kamu yang patah itu bisa kamu jadiin praktek. He..he..he…” sahut Vivin sambil tertawa keras.
Novi meringis. Salsa dan Ayu tertawa. Mereka masih terus bercerita sampai jam dinding berdentang dua belas kali. Mereka baru ingat bahwa pesona terindah menantinya sepertiga malam nanti. Ya, pesona cinta Allahu Rabbuna. Mereka bergegas ke kamar masing-masing. Tak ingin kehilangan pesona itu sepertiga malam nanti.
-ooo-
Jkt,22’01’03
Cemara Senja

Yang Muda Yang Bicara

Diposkan oleh Dhimas HR Pada 9:30 AM 0 komentar
Akibat show off
Dari sekian banyak korban kekerasan, paling banyak emang menimpa kaum hawa. Maklum, makhluk lemah lembut ini (bukan sejenis lelembut sih!), emang sasaran empuk bagi penjahat untuk mencapai visi dan misi mereka. Sebab biasanya, kaum hawa nggak berani melawan, cenderung pasrah, takut dan ngeper duluan kalo ngadepin penjahat. Apalagi kalo yang tampangnya sangar.

Selain itu, penampilan kaum hawa itu sendiri seringkali mengundang orang untuk berbuat usil kepadanya. Ya, cewek emang hobi show off alias pamer. Banyak lho cewek ABG yang bawa HP, dan suka sengaja memperlihatkan gadget segede genggaman itu. Entah pas di angkot, atawa waktu ngeceng di mal. Maklum, biar dibilang gaul en borju. Kalo HP cuma diumpetin di pojok tas kan rugi. Ya udah, kalo ketahuan penjahat yang matanya ijo, pasti diincer deh!

Jadi intinya, penjahat akan makin rakus melakukan aksinya bila kesempatan terbuka lebar. Makanya, kamu jangan suka menciptakan peluang buat dirampok. Kalo kamu punya perhiasan, gak usah pamer. Biasa aja lagi! Kalo buat kondangan ke tetangga sebelah sih, aman-aman aja. Tapi kalo mau kuliah atau sekolah aja pake emas, intan, berlian, itu namanya cari perkara.

Lagipula, sikap pamer alias riya’ itu kan dilarang Allah Swt. Malah dalam salah satu hadits disebutkan, riya’ bisa tergolong perbuatan syirik kecil. Diriwayatkan dalam satu hadits, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Sesuatu yang paling aku khawatirkan kepada kamu sekalian adalah perbuatan syirik kecil. Ketika ditanya tentang maksudnya, beliau menjawab: Yaitu riya'.” (HR Ahmad, Ath-Thabarani, Ibnu Abid-Dunya dan Al Baihaqi dalam kitab Az-Zuhd)
Sumber : Buletin Gaul Islam
Salam New's

Yang Muda Yang Bicara

Diposkan oleh Dhimas HR Pada 9:08 AM 0 komentar
Audisi Penghuni Surga bag 02
Provokasi media massa 
Keluarga Muda, publikasi acara audisi macam KDI dan Indonesian Idol emang gencar banget. Terutama tentu disyiarkan terus oleh jaringan media yang menjadi penggagas acara tersebut. MNC (Media Nusantara Citra) yang menaungi stasiun televisi TPI, RCTI, dan Global TV, juga menggurita di media cetak dengan bendera koran Seputar Indonesia dan Tabloid Genie terus mengobarkan opini dua program audisi tersebut. 

Nah, karena disebarkan via media massa, maka jelas ada pengaruhnya dong ya. Baik bagi masyarakat secara umum maupun individu. Budaya massa bisa saja tercipta. So, kalo terus ditayangkan program pencarian bakat macam KDI dan Indonesian Idol (dan juga sejenisnya) ini, maka akan membekas dalam benak pemirsanya dan sangat mungkin menjadi budaya mereka. Ini bisa dibuktikan dengan teori agenda seting yang digagas Maxwell McCombs dan Donald Shaw. Menurut dua pakar komunikasi ini, teori agenda seting bisa diliat dari seringnya media massa ‘memilihkan’ topik tertentu bagi pemirsa atau pembaca sehingga mereka menjadi akrab dengan topik tersebut dan dianggap penting. Iya kan, Bro? Rasakan buktinya saat ini ya.

Keluarga muda, provokasi media massa juga bakalan menumbuhkan pengaruh kepada individu dan juga masyarakat yang mengakses opininya. Satu lagi teori yang bisa membuktikan pengaruh dari media massa adalah teori Spiral of Silence alias spiral kebisuan yang dikemukakan oleh Elizabeth Noelle-Neuman bisa menjadi dalil bahwa media massa cukup berpengaruh kepada masyarakat pemirsa atau pembacanya.

Menurut teori ini, individu pada umumnya berusaha untuk menghindari isolasi, dalam arti sendirian mempertahankan sikap atau keyakinan tertentu. Itu sebabnya, orang akan mengamati lingkungannya untuk mempelajari pandangan-pandangan mana yang bertahan dan mendapatkan dukungan dan mana yang tidak dominan atau populer. Jika orang merasakan bahwa pandangannya termasuk di antara yang tidak dominan atau tidak populer, maka ia cenderung kurang berani mengekspresikannya, karena adanya ketakutan akan isolasi tersebut.

Makanya nih, jika media massa secara agresif dan getol--apalagi itu dilakukan oleh banyak media--dalam nampilin gambaran tentang prestasi remaja dalam KDI dan Indonesian Idol atau ajang sejenis, maka pemirsa atau pembaca yang tak ingin terisolasi dari lingkungannya akan melakukan perintah seperti “apa kata media”. Itulah alasan mengapa banyak bacaan dan visualisasi tentang audisi jadi seleb, dalam kasus ini, menjadi terus marak dan mendapat sambutan antusias dari masyarakat secara luas. Meski tentu tak semua bisa terpengaruh memang. Tapi kita melihat dampak yang nyata secara umum. Betul?

Siapa mau ikut ke surga?
Jika ditanyakan kepada manusia, pilih surga atau neraka? Dengan pengetahuan yang seadanya, dengan bekal info minim bahwa surga itu nikmat dan neraka itu menyeramkan, maka dengan lantang pasti akan memilih surga. Tapi, tahukah kita bahwa jalan menuju surga itu sulit dan jalan menuju neraka begitu mudah?

Dari Abu Hurairah ra., sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda: “Ketika Allah menciptakan surga, Dia berfirman kepada Jibril, ‘Pergi dan lihatlah (surga itu)’. Jibril pun pergi untuk melihatnya. Jibril kembali seraya berkata, ‘Tuhanku, demi keperkasaanMu, tidak seorang pun mendengar (tentang surga itu) kecuali dia (ingin) memasukinya’. 

Kemudian Allah Swt. mengelilingi (surga) dengan kesulitan-kesulitan (untuk mencapainya) dan berfirman kepada Jibril, ‘Wahai Jibril! Pergi (lalu) lihatlah (surga itu)’. Jibril pun pergi untuk melihatnya. (Jibril) kembali seraya berkata, ‘Tuhanku, demi keperkasaanMu, sungguh aku khawatir tidak seorang pun yang (dapat) memasukinya’.”Rasulullah saw. juga bersabda: “Tatkala Allah Ta’ala menciptakan neraka, Dia berfirman, ‘Wahai Jibril! Pergi (lalu) lihatlah (neraka itu)’. Jibril pun pergi untuk melihatnya. (Jibril) kembali seraya berkata, ‘Wahai Tuhanku, demi keperkasaanMu dan kemuliaanMu, tidak seorang pun mendengar (tentang neraka itu) kecuai ia tidak berkeinginan untuk memasukinya’. Kemudian Allah Swt. mengelilingi (neraka itu) dengan keinginan-keinginan syahwati dan berfirman kepada Jibril, ‘Wahai Jibril! Pergi dan lihatlah neraka itu’. Jibril pun pergi untuk melihatnya. Kemudian ia kembali dan berkata, ‘Wahai Tuhanku, demi keperkasaanMu dan kemualiaanMu, sungguh aku khawatir bahwa tidak akan tersisa seorang pun kecuali akan memasukinya’.” (Dalam penjelasan kitab Sunan Abu Daud, hlm. 13-14)

Surga dan neraka adalah ibarat ganjaran bagi orang yang lulus ujian (semacam audisi kali ye?). Oya, perlu ditekankan bahwa hidup di dunia ini setiap detiknya adalah ujian. Ujian yang hasilnya akan dipertanggung-jawabkan di hadapan Allah kelak di akhirat. Itu artinya, setiap hari kita harus menerima dan mengatasi berbagai ujian yang diberikan oleh Allah Swt. Jangan bayangkan bahwa ujian selalu hal yang pasti sulit dan menderita, adakalanya ujian yang diberikan Allah Ta’ala justru kita rasakan sebagai nikmat dan istimewa. Memang benar, ujian yang mendera kita berupa rasa sakit dan kesulitan ekonomi seringkali membuat kita harus lebih banyak bersabar dan berdoa untuk tidak terjerumus ke dalam kemaksiatan dan kekafiran. Tapi, jangan bayangkan pula jika kita diberikan kesehatan, kekayaan, ketenaran, dan kekuasaan adalah semata sebagai kebahagiaan, karena sejatinya itu juga merupakan ujian dari Allah. Sebab, siapa tahu sehat tapi nggak bersyukur kepada Allah Swt., kaya raya tapi kikir, tenar tapi merendahkan orang lain, berkuasa tapi dzalim. Iya nggak?

Ini kian meneguhkan bahwa selama kita masih hidup, ujian akan datang menghampiri kita selama itu. Karena hidup itu sendiri adalah ujian. Tinggal bagaimana kita menyikapinya dan menjadikan kehidupan ini lebih bermakna berlandaskan keimanan kepada Allah Swt. Dzat yang telah menciptakan kita dan seluruh alam ini, termasuk surga dan neraka. Oke Bro, pertanyaannya sekarang, ada yang mau ikut audisi penghuni surga nggak? Kalu mau ikut audisi penghuni surga, maka dalam setiap kehidupan kita pastikan selalu dalam koridor syariat Allah Swt., yakni Islam. Bukan yang lain. Landasan berbuat kita adalah halal-haram menurut ajaran Islam. Penilaian kita terhadap suatu perbuatan apakah baik-buruk atau terpuji-tercela juga wajib mengikuti aturan baku yang ditetapkan Islam. Bukan yang lain. Tolong dicatet baik-baik ye. 

Keluarga Muda, 
syaratnya insya Allah mudah saja kalo pengen berhasil dalam ‘audisi’ penghuni surga. Pertama, beriman kepada Allah Swt. Kedua, berilmu agar bisa membedakan mana yang salah dan benar—baik ilmu agama maupun ilmu umum. Ketiga, beramal baik. Keempat berdakwah, yakni melakukan amar ma’ruf (mengajak kebaikan) sekaligus nahyi munkar (melarang kemungkaran) baik melalui lisan maupun tulisan dan sarana lainnya. Kelima, ikhlas dalam setiap amal kita. Itu aja dulu ye.

Oke deh, semoga kita menjadi para penghuni surgaNya kelak. Yuk, mulai sekarang kita cintai Islam, pelajari, pahami, dan amalkan ajarannya. Jangan lupa semarakkan syiarnya dengan dakwah. Jangan kalah dengan syiar yang miskin manfaat apalagi syiar yang udah jelas maksiat kepada Allah Swt. Hidup kita di dunia ini cuma sekali dan sementara pula, Bro. 

Waktu kita makin berkurang setiap detik, maka mari berlomba dalam 
kebaikan untuk mendapat ridhoNya. Siap? [solihin: sholihin@gmx.net]
Sumber : Buletin Gaul Islam
Salam New's

Yang Muda Yang Bicara

Diposkan oleh Dhimas HR Pada 9:03 AM 0 komentar
Audisi Penghuni Surga bag 01  
Jujur aja nih, kita pantas bertanya: baik dalam hati maupun teriak keras. Bertanya tentang apa? Lengkapnya bukan bertanya aja, tapi sekaligus mempertanyakan. Kita harus bertanya mengapa begitu banyak temen-temen remaja yang berebut ambil jatah untuk audisi jadi seleb?  Lihat aja, bukan cuma rela berkeringat dan pegal menunggu giliran audisi KDI dan Indonesian Idol, tapi begitu semangat ketika memamerkan keahliannya menyanyi—dan tentu bergaya—di depan juri audisi acara tersebut.

Pertanyaan tadi kudu terjawab. Nah, sebelum menjawab pertanyaan, saya justru ingin mempertanyakan: mengapa audisi semacam itu yang ditumbuh-suburkan oleh pengelola media massa? Mengapa bukan audisi untuk berlomba dalam menggapai kehidupan akhirat? Kalo pun ada audisi dai (Dai TPI dan Pildacil), sayangnya nggak jauh beda dengan audisi untuk kepentingan entertainment semata. Cuma bungkusnya doang pake label islami. Ciloko!

Sobat muda muslim, sungguh kita prihatin banget dengan kondisi seperti ini. Sekadar membandingkan aja dengan ‘perlombaan’ teman-temen remaja untuk ‘audisi’ menjadi bintang di akhirat kelak. Mereka yang ikut audisi KDI dan Indonesian Idol mau aja untuk ngantri, berjubel ribuan orang. Buktinya bisa kamu saksikan berita tentang hal itu di televisi dan baca di media cetak. Iya kan? Tapi nih, untuk menghadiri majelis-majelis ilmu dan taushiyah yang hadir untuk ‘audisi’ biar kepilih sama Allah Swt. untuk mendapatkan bekal amal baik di akhirat jumlahnya nggak seheboh audisi KDI dan Indonesian Idol. Iya nggak seh?

Terus nih, sungguh kita juga kecewa kok media massa (baik cetak maupun elektronik) seolah bersatu padu untuk memeriahkan audisi macam KDI dan Indonesian Idol. Iklannya gede-gedean, dan publikasinya sangat sering. Wajar dong kalo kemudian opini tersebut mendominasi informasi dan bikin temen-temen remaja kepengen banget ikutan untuk kepilih. Ya, siapa tahu jadi seleb dadakan di bidang olah vokal dan olah tubuh—maksudnya menari yang seringnya kalo di KDI jadi murahan karena memamerkan auratnya. Halah!
 
Karena dunia lebih menyilaukan 
Nah, ini jawaban buat pertanyaan pertama yang ditulis di awal obrolan kita tadi. Dunia memang menyilaukan. Perhiasanya rata-rata menyilaukan dan mempesonakan: harta, tahta, dan tentu ketenaran. Siapa sih yang nggak butuh duit? Siapa pula yang nggak mau punya jabatan? Ehm, angkat tangan kalo ada di antaramu ingin terkenal. Semua orang pasti ingin memiliki harta-tahta-popularitas. Iya kan? Apalagi sekarang ada jalan pintas untuk mendapatkannya. Jadinya ya, sangat wajar kalo ribuan teman remaja berlomba ikutan audisi untuk jadi seleb dadakan. So, niat udah kuat dan kesempatan dapat. Klop.

Boys and girls, dunia memang gemerlap. Siapa pun pasti terpesona dengan indah dan kerlap-kerlipnya kehidupan dunia. Ini memang fakta. But, apa karena terpesona dunia, lalu kita nggak pilih-pilih hiasan dunia itu? Boleh kok menikmati gemerlapnya dunia, asalkan hal itu sesuai tuntunan ajaran Islam, agama yang kita peluk dan jadikan cara hidup. So, nggak asal ambil aja. Kita punya patokan untuk menentukan baik-buruk, terpuji-tercela dan halal atau haram suatu perbuatan menurut ajaran Islam. Bukan ajaran yang lain. Setuju kan?

Nah, itu artinya dalam hidup ini kita kudu punya pegangan. Kita wajib tahu dan sadar dari mana kita berasal, mau ngapain di dunia ini, dan akan ke mana setelah ‘pensiun’ dari dunia ini. Kita berasal dari Allah Swt. Untuk apa di dunia? Untuk ibadah kepadaNya. Lalu, akan ke mana setelah mati dan ninggalin dunia ini? Jawabannya, kita akan kembali kepada Allah Swt. Makanya nih, di keranda jenazah biasanya ditutup kain hijau bertuliskan: “Innalillaahi wa inna ilaihi roojiuun” (sesungguhnya kami berasal dari Allah dan akan kembali kepadaNya). Yup, alasan yang paling masuk akal kenapa di keranda jenazah mesti ditulis seperti itu adalah untuk ngingetin kita yang masih hidup, bahwa suatu saat kalo ajalnya udah datang pasti menyusul teman atau saudara yang sedang diusung jenazahnya saat itu. Iya nggak sih? Kecuali kalo di tempatmu ada orang iseng dengan mengganti tulisan di keranda jenazah dengan tulisan: “Yang tidak berkepentingan dilarang masuk!” Walah!

Oke, setelah kita tahu dan sadar soal kehidupan ini, lalu apa yang akan kita lakukan? Tentu, berlomba untuk memperbanyak amal shalih buat bekal di akhirat kelak dong ya. Itu alasan yang paling logis, Bro. So, wajar dong kalo kemudian kita berusaha untuk berlomba dalam kebaikan demi dapetin predikat penghuni surga. Perlu audisi atau tes juga kelihatannya ya. Surga emang nggak gampang untuk diraih, perlu ketahanan, kesabaran, semangat, dan yang utama adalah keimanan. Kita siap kan?
Sumber : Buletin Gaul Islam
Salam New's

Yang Muda Yang Bicara

Diposkan oleh Dhimas HR Pada 8:51 AM 0 komentar
Belajar dari para ulama
Waktu adalah sohib terbaik yang bakal nganterin kita menuju kesuksesan kalo kita bisa menghargainya. Dalam buku berjudul � Nilai Waktu �, sang penulis, Abdul Fattah Abu Ghuddah memaparkan kisah sukses para ulama Shalaf dan Khalaf yang menghargai waktu.

Bagi mereka, nggak ada yang lebih berharga dibandingkan waktu. Seperti dalam kisah Muhammad bin Salam, guru dari Imam Bukhari. Suatu kali ia asyik mendengar pelajaran dari gurunya, tiba-tiba pensil yang lagi dipake patah. Kontan ia langsung teriak �siapa yang menjual pensil, aku akan membayarnya seharga satu dinar (mata uang berbentuk koin seberat 4,25 gr emas)!� Kalo diitung-itung, misal harga 1 gr emas = Rp 80 ribu, doi berani bayar Rp 340 ribu untuk sebuah pensil biar nggak ketinggalan pelajaran.

Mereka juga benci dengan orang-orang yang menyia-nyiakan waktu. Malah Imam Syafi'i mengatakan orang yang kayak gitu, matinya lebih baik daripada hidupnya. Karena orang itu telah melewatkan peluang emas untuk ber-ibadah dan menabung pahala. Kalo gitu, apa bedanya dengan orang mati yang nggak punya kesempatan lagi buat nabung pahala? Catet!

Nggak heran kalo Ibnu Taimiyah sampe minta seseorang untuk membacakan kitab dengan suara keras. Agar dia bisa men-dengarnya dan nggak ada ilmu yang kelewat ketika dia sedang di dalam kamar mandi! Saking tingginya penghargaan mereka terhadap waktu, diki-sahkan bahwa para ulama itu membiasakan sedikit makan dan tidur. Karena banyak makan bakal bikin ngantuk. Dan kalo udah ngantuk, pasti bawaannya males ngapa-ngapain. Apalagi untuk belajar. Pengennya tidur mulu. Padahal banyak tidur, menurut al-Qadhi Iyadh, merupakan ciri orang yang lemah dan nggak mau peduli ama urusan dunia akhirat. EGP banget tuh!

Keluarga muda muslim, nggak salah kalo kisah para ulama itu banyak ngasih kita pelajaran berharga tentang waktu. Terbukti, penghargaan mereka terhadap waktu turut menjadikannya ulama terkemuka di dunia Islam. Nggak heran pula kalo mereka mampu menelorkan karya-karya yang spektakuler. Ambil contoh, tafsir buah tangan Abu Bakar Ibn al-Arabi berjudul Anwarul Fajr yang tebalnya sampe 80.000 halaman. T-O-P B-G-T deh!

Sumber : Buletin Gaul Islam
Salam New's

Yang Muda Yang Bicara

Diposkan oleh Dhimas HR Pada 8:32 AM 0 komentar
Jangan Takut Berjilbab    
Takut? Emangnya uji nyali? Nggak cuma uji nyali aja yang bisa bikin orang takut, berjilbab pun ternyata masih banyak yang pada takut. Mulai dari takut dicemooh, takut nggak bisa bebas beraktivitas, takut gerah, takut sulit dapat pekerjaan hingga takut nggak dapat jodoh. Wasyah!

Padahal kalo dipiki-piki , jilbab adalah suatu gaya berpakaian yang lagi tren saat ini, lho. Emang sih beberapa tahun yang lalu, jarang banget kita nemuin cewek berjilbab. Tapi saat ini hampir di setiap sudut meja, eh, kota banyak muslimah yang sudah mulai sadar untuk berjilbab. Di sekolah-sekolah baik yang berbasis Islam atau pun umum, perguruan tinggi negeri dan swasta, tempat-tempat kursus hingga di pasar, mal, dan pabrik-pabrik, jilbab mulai marak. Bahkan di perkantoran yang dulunya jarang banget didapati busana muslimah ini, kini hampir di setiap kantor bisa dijumpai wanita muslimah yang berjilbab. Tuh kan, keren nggak sih?

Tapi ternyata di balik hingar-bingar cewek berjilbab, itu belum semuanya mau mengenakannya, sobat. Why? Karena banyak di antara mereka yang meskipun mengaku Islam, tapi masih juga enggan untuk berjilbab. Banyak sih alasan klise yang bakal dijadikan senjata andalan. Mulai dari pendapat yang bilang kalo jilbab tuh busana yang nggak gaul, ribet, dan bawaannya gerah mulu, hingga yang paling sering muncul nih, nggak siap. Nggak siap? Wah, macam mana pula ini?

Bahkan ada juga yang mau pake jilbab asal dengan syarat dibeliin mobil sedan keluaran terbaru. Walah! Eh�tapi ini beneran ada lho.Tapi jangan salah, kita kudu bersyukur juga, karena ternyata masih ada sodara kita yang sudah niat hati sih pingin berjilbab tapi apa daya nggak boleh sama ortu. Dengan alasan kayak anak udik-lah, entar sulit dapat kerjaan-lah, lama dapat jodohnya de el el. Ortu punya kuasa untuk melarang anaknya berjilbab. Gimana nggak, kalo larangan itu disertai ancaman bakal distop uang SPP dan uang saku, bahkan mungkin juga distop nggak boleh aktif di rohis (tempat dia sadar tentang wajibnya jilbab). 

Lalu gimana dong cara untuk meyakinkan ortu agar dibolehin pake jilbab?
Jalin komunikasi yang baik Kalo ortumu adalah orang awam yang belum ngeh terhadap ajaran Islam, jangan ngambek dulu ketika ortu ngelarangmu untuk berjilbab. Namanya juga belum tahu Neng. Nah, kalo persoalannya karena ortumu belum ngeh dengan Islam, maka seperti kata pepatah, tak kenal maka ta'aruf alias kenalan dulu. Kenali Islam dan aturannya. Tugas kamulah menyampaikan ini dan itu tentang ajaran Islam, khususnya tentang jilbab kepada ortumu. Siap kan? Harus dong ya.

Sebab, kamu udah diberi kesempatan untuk mengenyam pendidikan di sekolah dan mendapat berbagai ilmu, termasuk tentang wajibnya jilbab. Itu sebabnya, saatnya kamu yang memahamkan ortu tentang masalah ini. Jangan karena nggak boleh berjilbab, terus kamu antipati sama ortu dan dendam lagi. Nggak baik itu, Non.

Keluarga muda muslim, ortu melarang pasti ada alasannya dong. Nggak ujug-ujug marah bin nepsong begitu. Jadi, komunikasikan dulu sama ortu. Bila perlu, dan kayaknya sih perlu banget, tanyakan alasan beliau ngelarang kamu berjilbab. Hehehe.. sekadar kamu tahu aja dan coba nyocokkin dengan fakta di lapangan, biasanya sih alasan ortu melarang 

kita-kita berjilbab yang paling sering muncul adalah ketakutan. Takut kalo kamu sebagai anak perempuannya nanti sulit dapat kerjaan. Pikir mereka, udah disekolahkan mahal-mahal cuma mau jadi Bu Nyai , begitu seringnya anggapan mereka terhadap jilbab.Ketakutan yang kedua, khawatir anaknya sulit dapat jodoh karena terhalang oleh jilbabnya. Ketiga, ortu malu punya anak berjilbab karena kebetulan pengalaman ortumu nemuin anak berjilbab tuh malu-maluin. Duileee.. sampe segitunya ya? Hehehe

Kalo alasan pelarangan jilbab sudah diketahui kayak gini, sekarang kewajiban kamu untuk memahamkan ortumu. Bisa dicoba dengan ngejelasin tentang konsep rizki berkaitan dengan pekerjaan, atau pun jodoh yang memang itu semuanya tak ada kaitannya dengan berjilbab or nggaknya seseorang. Sebab, banyak juga tuh mereka yang nggak berjilbab dan berpakaian mini yang keluar masuk kantor melamar kerjaan tapi nggak dapat-dapat (kasihan banget kan?). Sebaliknya banyak juga tuh yang berjilbab karena kemampuan dan prestasinya malah bisa jadi dosen, guru, dokter, insiyur, wartawan, penulis, ahli kimia dll. Jadi, tulalit banget kalo ngata-ngatain bahwa jilbab penghambat dapat kerjaan.

Begitu juga dengan jodoh. Berapa banyak wanita-wanita seksi yang masih melajang di usia tua padahal mereka tidak berjilbab. Sebaliknya banyak juga muslimah berjilbab yang masih muda usia justru udah mendapatkan jodoh karena ketaatannya pada hukum Allah. Tolong yakinkan ortumu dengan janji Allah bahwa wanita yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk wanita yang baik, begitu sebaliknya. Sehingga tak ada alasan lagi bagi ortumu untuk melarang berjilbab bila mereka sudah paham. Oya, jelaskan juga bahwa jilbab adalah kewajiban bagi wanita muslimah yang nilainya seperti wajibnya sholat. Catet itu. Bila perlu ditebelin dan digaris bawah biar inget.

Kalo ada yang reseh?
Mau berbuat baik itu memang nggak mudah, sobat. Pasti ada aja suara-suara miring ketika kamu pertama kali berjilbab. Ada yang nganggep kamu sok alim, nggak modern, primitif, iseng manggil dengan gelar Bu Haji , atau bahkan yang parah adalah mengucilkan kamu dari pergaulan. Terus gimana dong? Kalo persoalannya mereka yang reseh, berarti masih ada celah untuk menasihati, maka jangan ragu untuk ngasih nasihat kepada mereka. Katakan bahwa dengan berjilbab, akan memperjelas posisi seorang wanita. Kamu bisa jelasin bahwa dengan berjilbab, seorang cewek tuh nggak hanya dinilai dari fisiknya semata (emang pelajaran olahraga pake acara penilaian fisik?), tapi cewek tuh juga punya kemampuan lain yang lebih layak dinilai. Kemampuan otaknya, prestasi belajarnya, keahlian di bidang yang ditekuninya, dan keterampilan dalam bidang yang lain juga yang nggak melulu cuma pamer fisik. Selain tentunya memiliki akhlak yang baik juga dong. Oya, kamu bisa membe-rikan penekanan khusus bahwa berjilbab adalah kewajiban bagi semua cewek yang mengaku muslimah dan mukminah. Itu sebabnya, berdosa bagi yang nggak mau melaksanakan kewajiban menutup aurat ini.

Keluarga muda muslim, kalo ada teman kamu yang nyindir ketika kamu pake jilbab dengan nyebutin kuno dan primitif, kamu bisa bilang ke doi. Emangnya ada jaman primitif pake baju menutup aurat dan lengkap seperti jilbab? Wong jaman itu belum ditemukan kain, boro-boro menutup aurat. Betul nggak seh?

Sebaliknya, jelaskan bahwa mereka yang nggak berjilbab dan menutup aurat itulah yang layak mendapat sebutan masih primitif. Gubrak! Why? Karena banyak cewek yang pake baju yang kurang kain or pake baju adeknya yang masih SD. Gimana nggak, kalo bajunya ukuran kecil kan auratnya jadi bebas terlihat sama siapa pun. Mungkin ada teman kamu yang kemudian beralasan, ini kan modern�

Nah, inilah alasan yang dibuat-buat. Karena sejatinya ini soal sudut pandang aja. Mungkin bisa dibilang perbedaannya hanyalah karena keprimitifan itu dibungkus dengan slogan yang bernama modern. Padahal intinya mah tetep aja primitif, tul nggak?

Jurus terakhir, yah�cuekkin aja lagi. Kalo dalam hal kebaikan kayak gini, EGP aja, Emang Gue Pikirin . Yang penting tuh apa dan gimana hukum Islam memberi aturan dalam segala hal, khususnya berbusana. Kalo kamu pusing dan selalu dengerin orang lain tentang keputusanmu berjilbab, kamu nggak bakalan bisa maju. Yakin deh. Terus kamunya sendiri juga harus yang bener ketika memutuskan berjilbab. Masa' berjilbab bin menutup aurat tapi kayak lontong. Itu tuh, yang tertutup tapi semua lekuk tubuhmu keliatan, ya percuma tak berguna, alias percuma tak berguna Neng. Jangan sampe pake jilbab tapi gak ngerti definisi dan nggak paham yang sesuai syariat itu kayak apa.

Jilbab sesuai syari'at
Kalo dikembalikan lagi ke yang punya bahasa, dalam hal ini bahasa Arab, jilbab adalah kain longgar dan panjang yang menjulur hing-ga menutup kaki. Bentuknya seperti lorong dan tidak ada potongan di tengahnya, dan menutupi pakaian yang biasa kamu pake sehari-hari di rumah. Wah�nggak modis dong! Modis atau nggaknya tergantung kamu memodifikasinya. Kalo kamu gaul, banyak banget model jilbab yang oke tapi tetep syar'i. Pokoknya inti berjilbab (yakni mengenakan pakaian yang tebel dan longgar, serta panjang sampe menutupi mata kaki) tetep nggak boleh ditinggalkan.

Lho bukannya jilbab itu kain yang sering digunakan untuk menutup rambut? Walah, kamu ternyata kuper en kupeng juga ya? Itu mah namanya khimar, Sayang. Kalo bahasa Indonesianya sih kerudung. Coba kamu buka QS an-Nur: 31. Allah Swt. berfirman: ��Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya��Nah, khimar atau kerudung ini juga bukan hanya menutup kepala aja, tapi harus sempurna menutup telinga, leher hingga menjulur menutup dada. 

Jadi nggak ada yang namanya kerudung gaul dengan mengikatkan ujung-ujungnya di belakang leher dan tidak menjulur sampe ke dada. Kalo dada masih belum tertutup, memang disebut berkerudung, tapi itu belum sempurna. Kamu perlu ngeh dong, bahwa busana muslimah itu adalah jilbab dan juga kerudung. Dipake bersamaan kalo keluar rumah or di rumah tapi ada pria asing yang bukan mahram kamu. Oke?

Jaim dong!
Yup, kamu harus jaga imej, alias omongan dan perbuatan kamu kudu mencerminkan jati diri seorang muslimah. Kamu yang dulunya suka ngomong ceplas-ceplos tanpa peduli perasaan orang lain, sekarang kudu dipikir dan ditata dulu. Kamu yang dulunya suka ketawa ngakak, sekarang mulai belajar untuk lebih sopan. Kamu yang hobi pulang sekolah boncengan sama cowok, yang suka ngerumpi, yang suka jalan-jalan di mal sekadar cuci mata, en so on, maka itu semua kudu dibenahi. Ma-lu dong, berjilbab tapi tetep norak. Bukan kamu aja Non yang bakal kena getahnya dengan sikap-sikap negatif di atas, tapi nama besar jilbab dan Islam bisa ternoda (cie�Rinso �kali).

Berubah memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Tapi juga bukan sesuatu yang mustahil untuk dilaksanakan. Ketika kamu memutuskan untuk berjilbab, pastikan itu semua karena kesadaran dan bukan hanya ikut-ikutan tren dan mode. Kalo hanya sekadar asal ngikut, kena cobaan dikit aja udah lepas tuh jilbab dari tubuhmu. Balik lagi deh jadi cemet alias cewek metal. Iman itu kan bisa naik bisa turun, karena itu kamu kudu cari lingkungan yang mendukung keputusan kamu berjilbab. Apalagi di masa awal yang rentan banget sama godaan. Gabung deh ama temen yang udah baik-baik. Ibaratnya kamu temenan ama orang yang jualan minyak wangi, kamu akan ketularan wanginya. Kalo kamu berteman dengan orang yang baik, maka kamu akan ikutan baik. Pokoknya, akan ada orang yang mengingatkan kamu dalam ketakwaan.Apalagi kalo keputusanmu berjilbab diiringi rajin ngaji.

Wuih�ditanggung te o pe be ge te, alias top banget. Kamu yang semula merasa nggak siap jadi terdorong untuk segera mengenakan jilbab sesegera mungkin. Cobaan dan rintangan nggak akan menyurutkan keputusanmu tapi semakin mengokohkannya. Ibarat pohon yang akarnya kuat, angin topan sedahsyat apa pun nggak bakal bikin kamu jatuh. Oke deh, semakin mantap untuk berjilbab kan? So, berjilbab? Siapa takut! 
[ria]
Sumber :Buletin Gaul Islam

Sunday, March 15, 2009

20 Tahun Internet

Diposkan oleh Dhimas HR Pada 4:26 AM 0 komentar
Sebuah Kemajuan Iptek Untuk Umat Manusia

Awalnya yang menggunakannya adalah militer AS, kemudian beberapa peneliti. Sekarang? Seluruh dunia! Internet bulan Maret ini berumur 20 tahun! Dalam 20 tahun terakhir, internet sudah mengalami banyak perkembangan.

20 tahun yang lalu, di bulan Maret 1989 dimulailah perkembangan bagi apa yang disebut internet. Sejak mulai ditemukan, internet mengalami perkembangan yang sangat cepat. Saat ini lebih dari 1,3 milyar orang di seluruh dunia menggunakan jaringan internet. Itu setidaknya perkiraan para pakar.

Tim Berners-Lee mendapat penghargaan "Millenium Technology Prize" tahun 2004 lalu untuk penemuannya.Internet sebagai sarana berkomunikasi sebenarnya jauh lebih tua lagi dari 20 tahun. Sudah sejak pertengahan 60an dibangun fondasi bagi bangunan internet yang kita kenal sekarang. Ketika itu, militer AS ingin mempunyai jaringan yang terdiri dari komputer, di mana tukar-menukar data dapat berjalan dengan aman. Transportasi data juga harus tetap berfungsi, walaupun ada serangan bom atom. Hasilnya adalah "Arpanet“, sebuah jaringan yang awalnya hanya menghubungkan sejumlah 
kecil komputer.

Setelah itu internet terus berkembang, tetapi hanya di belakang layar dan tidak diketahui orang. Terutama universitas-universitas dan para peneliti menggunakan jaringan ini untuk kepentingan sendiri. Banyak orang menganggap sarana ini berguna, karena untuk pertama kalinya mereka dapat melakukan komunikasi antar negara tanpa kesulitan.

Namun demikian, waktu itu orang harus mengerti sepenuhnya cara penggunaan jaringan tersebut. Semua perintah untuk transpor data diberikan dalam tulisan yang sulit dimengerti. Berpindah-pindah dari satu negara ke negara lainnya hanya dengan mengklik "mouse" ketika itu sama sekali belum dapat dibayangkan.

Penelitian di Swiss

Itu semua baru berubah dengan adanya penelitian oleh Tim Berners-Lee. Di tahun 80an ia bekerja di pusat penelitian nuklir CERN di Swiss. Ketika itu ia tidak memiliki sarana untuk menunjukkan hasil penelitiannya secara cepat dan sederhana kepada masyarakat umum. Itulah yang sekarang sangat mudah dilakukan melalui "World Wide Web“.Jadi mulai tahun 1989 Tim Berners-Lee mengembangkan segala sesuatu yang diperlukan untuk membuat sebuah tampilan internet yang dapat dibuka berkali-kali. Ia membuat program bagi "web server" yang pertama, yaitu tempat penampungan data bagi sebuah situs.


Tim Berners-Lee adalah orang yang menciptakan program spesial untuk membuka situs internet, yang disebut "browser". Selain itu, ia mendapat ide untuk menghubungkan satu dokumen dengan dokumen lainnya. Dengan demikian terciptalah apa yang disebut "links" Sekarang Sangat Populer

Bagaimana penggunaan internet di masa kini? Pada prinsipnya sekarang internet berfungsi sama seperti 20 tahun yang lalu. Tetapi ada perbedaan yang sangat jelas. Sekarang di internet ada elemen-elemen yang multimedial. Yaitu musik, foto, berbagai grafik, video dan permainan. Semua itu, 20 tahun yang lalu belum bisa dibayangkan.

Tim Berners-Lee tidak menjadi kaya karena penemuannya ini. Tahun 1993 internet dibebaskan dari biaya apapun. Dengan demikian, internet ketika itu dihadiahkan kepada masyarakat umum. Tetapi nampaknya itulah kunci keberhasilannya. Jika peneliti itu meminta biaya penggunaan yang tinggi, kemungkinan besar internet tidak akan sepopuler seperti saat ini. (ml)


Salam New's

Saturday, March 14, 2009

Mulai April, Merokok Sembarangan akan Ditangkap

Diposkan oleh Dhimas HR Pada 10:19 PM 0 komentar
Semoga Terus Di Tegakan
Setelah melakukan sweeping perokok di kawasan dilarang merokok (KDM) pada Pengawas November tahun lalu, Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) DKI akan terus meningkatkan pemberian sanksi bagi pelanggarnya. 

Mulai April mendatang, perokok ilegal dan pengelola gedung yang tidak menyediakan ruangan khusus merokok akan dikenakan sanksi pidana enam bulan kurungan atau denda Rp 50 juta rupiah. Tujuannya agar implementasi Peraturan Daerah (Perda) Nomor 2 tahun 2005 tentang Pengendalian Pencemaran Udara dapat berjalan maksimal. 

Kepala Bagian Penegakan Hukum BPLHD DKI Jakarta, Ridwan P, menegaskan masyarakat yang merokok di sembarangan tempat akan ditangkap dan akan diadili ke meja hijau. Sedangkan bagi pengelola gedung yang tidak menyediakan fasilitas ruangan merokok akan dikenakan sanksi pencabutan izin usaha. Sebelumnya hal itu dilakukan, BPLHD DKI terlebih dulu akan memberikan surat teguran tertulis dan peringatan bagi pengelola gedung untuk meningkatkan fasilitas merokok. 

"Kalau hingga waktu yang ditentukan mereka (pengelola gedung-red) tidak juga menyediakan ruang husus merokok, maka gedung tersebut akan disegel," kata Ridwan usai rapat dengar pendapat dengan Komisi D DPRD DKI, di ruang rapat Komisi D, Jakarta, Kamis (12/3). 

Sebelum implementasi sanksi pada April nanti, sudah ada sosialisasi uji petik simpatik yang telah dilaksanakan dan bekerja sama dengan beberapa lembaga swadaya masyarakat (LSM). Khusus untuk pengelola gedung, paparnya, akan diberikan pelatihan supaya Perda No 2 Tahun 2005 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara ditegakkan. “Kami akan heran jika masih ditemukan pelanggaran,” tambahnya.

Selain menyediakan ruang khusus merokok, pengelola gedung wajib menurunkan satuan petugas (satgas) untuk menindak perokok ilegal. Ridwan mengungkapkan hingga kini masih belum banyak pengelola yang melatih karyawannya sebagai satgas. 

Berdasarkan Peraturan Gubernur (Pergub) No 75 Tahun 2005 tentang Kawasan Dilarang Merokok, mal merupakan salah satu tempat umum yang wajib menyediakan ruang khusus bagi perokok. Area yang juga wajib menyediakan ruang khusus perokok adalah tempat kerja, tempat proses belajar mengajar, tempat pelayanan kesehatan, arena kegiatan anak-anak, angkutan umum, dan tempat ibadah. Untuk itu, tim terpadu BPLHD DKI akan diturunkan untuk menangkap para pelanggar dan mencabut izin usaha para pengelola gedung. 

Dalam Pergub tersebut juga diatur angkutan umum termasuk kawasan dilarang merokok. Untuk menegaskan aturan itu, BPLHD DKI akan bekerjasama dengan Dinas Perhubungan agar dapat melakukan razia. “Nantinya mereka akan membagikan edaran agar semua instansi dapat bekerja sama secara efektif,” ujarnya. 

Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta, Abdul Ghani, meragukan penerapan sanksi kurungan dan denda pada April nanti dapat berlangsung maksimal. Karena, hingga saat ini sosialisasi terhadap sanksi tersebut belum banyak diketahui masyarakat. Dia menilai BPLHD DKI kurang bersemangat untuk menciptakan udara bersih dan Jakarta bebas dari asap rokok. “Tidak ada greget. Mereka hanya semangat diawal, namun lama kelamaan kembali melempem,” jelasnya. 

Sedangkan Ketua Forum Warga Kota Jakarta (Fakta), Azas Tigor Nainggolan, mengatakan, penegakan sanksi perda rokok tidak akan efektif selama Perda No 2 Tahun 2005 yang memuat sanksi pidana 6 bulan dan denda Rp 50 juta tidak diubah. Menurutnya, sanksi pidana dan jumlah denda di perda tersebut tidak rasional sehingga sulit dilakukan sidang langsung layaknya pengadilan tipiring bagi masyarakat yang tidak memegang KTP. “Seperti di Singapura dan Australia, tidak ada yang berani merokok sembarangan karena sanksinya kerja bakti atau bayar sejumlah uang yang jumlahnya rasional,” ujarnya. 

[beritajakarta/www.hidayatullah.com]

Salam New's

Imbauan Pengenaan Jilbab Bagi Polwan Harus Dipertahankan

Diposkan oleh Dhimas HR Pada 10:07 PM 0 komentar
Madura Patut Di Contoh

Ada pemandangan yang berbeda, ketika pelaksanaan apel gelar pasukan operasi kepolisian terpusat "Mantap Brata 2009", dalam rangka pengamanan Pemilu 2009 di halaman Markas Kepolisian Resor (Mapolres) Sumenep, Madura, Jawa Timur, Rabu. 

Petugas pembawa acara apel tersebut, salah seorang polisi wanita (polwan) Polres Sumenep, Briptu Astriana Yuniar, mengenakan jilbab. Begitu juga polwan yang menjadi petugas pembawa nampan berisi pita berwarna merah putih yang akan disematkan pada polisi sebagai tanda dimulainya operasi Mantap Brata, Bripda Mayang Kumalasari.

Kedua polwan tersebut sama-sama mengenakan jilbab, tanpa rasa canggung, ketika bertugas di apel gelar pasukan pengamanan Pemilu 2009, yang dipimpin oleh Wakil Kepala Kepolisian Wilayah (Wakapolwil) Madura, AKBP Bambang Sunarwibowo.

"Sejak Selasa (10/3), tujuh polwan di Polres Sumenep, memang sudah mengenakan jilbab. Alhamdulillah, anggota saya mengenakan jilbab, secara sukarela," kata Kapolres Sumenep, AKBP Umar Effendi. Ia menjelaskan, pihaknya memang telah melakukan sosialisasi pada anggotanya, terkait imbauan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jatim, Brigjen (Pol) Anton Bachrul Alam, yang memperkenankan polwan mengenakan jilbab. 

"Secara pribadi maupun kelembagaan, saya bersyukur anggota (polwan) ternyata langsung merespon imbauan tersebut. Itu (mengenakan jilbab) sangat bagus, dan saya dukung sepenuhnya," katanya menambahkan. Umar juga menjelaskan, secara kelembagaan, pimpinannya belum memberikan petunjuk teknis tentang kemungkinan adanya seragam baru bagi polwan yang berjilbab. 

"Untuk sementara ini, pengenaan jilbab langsung menyesuaikan dengan seragam yang dipakai polwan. Saya berharap imbauan pengenaan jilbab ini, dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan anggota saya yang polwan," katanya. 

Sejumlah polwan Polres Sumenep yang dihubungi ANTARA, Ipda widiarti, Bripda Purwati Ningsih, dan Bripda Mayang Kumalasari, menjelaskan, secara prinsip, pengenaan jilbab tidak mengganggu tugas. 

"Tidak ada masalah. Kami tidak merasa terganggu, justru ini menjadi penyemangat bagi kami, untuk lebih baik. Jilbab bisa menjadi filter bagi kami, dalam bertindak. Ketika hanya mengenakan rok, saya sering merasa risih. Kalau sekarang, pakaian saya lebih tertutup (mengenakan celana panjang, baju lengan panjang, dan jilbab), dan itu justru lebih enak," kata Ipda Widiarti.

Namun, katanya, saat ini, dirinya yang baru mengenakan jilbab selama dua hari ini, merasa agak gerah, karena mungkin belum terbiasa mengenakan jilbab. 

"Tapi, seiring perjalanan waktu, kami yakin akan terbiasa mengenakan jilbab, dan tidak akan merasa gerah lagi. Saya justru berharap kebijakan ini tidak berubah, dan kami tetap diperkenankan seterusnya mengenakan jilbab, selama menunaikan tugas sebagai polwan," katanya menegaskan. 

Widiarti menjelaskan, keluarga besarnya memang menyarankan dirinya mengenakan jilbab, yang merupakan salah satu kewajiban sebagai muslim. "Sebelumnya, hanya polwan di lingkup Polda Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) saja yang diperkenankan dan malah diwajibkan mengenakan jilbab. 

Jadi, saya gembira jika di lingkup Polda Jatim, polwan juga diperkenankan mengenakan jilbab," katanya menambahkan. Indetitas Polwan Muslimm Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PC NU) Sumenep, KH Abdullah Cholil menjelaskan, kebijakan berupa imbauan yang dikeluarkan Kapolda Jatim tentang diperkenankannya polwan berjilbab, adalah sebuah kebijakan yang sangat bagus dan perlu didukung oleh semua elemen masyarakat.

"Imbauan tersebut kan hanya bagi polwan yang muslim. Jadi, tidak akan ada yang tersinggung. Itu sudah cocok dan selaras dengan kewajiban seorang muslim, untuk menutup auratnya. Saya malah berharap imbauan kebebasan pengenaan jilbab bagi polwan muslim, menjadi kebijakan Polri secara nasional," katanya. 

Ia juga menjelaskan, pihaknya yakin elemen masyarakat nonmuslim, juga akan mendukung imbauan pengenaan jilbab bagi polwan yang muslim, sebagai bentuk toleransi antarumat beragama. "Masak salah, jika polwan yang muslim ingin menunjukkan kemuslimannya dengan mengenakan jilbab. Saya juga yakin pengenaan jilbab, justru akan menjadi katalisator bagi polwan itu sendiri, untuk lebih baik," katanya menambahkan.

Kiai Cholil berharap imbauan tersebut membawa perubahan yang lebih baik bagi institusi Polri, utamanya bagi polwan yang muslim dan sudah mengenakan jilbab. "Keinginan polwan untuk berubah ke arah yang lebih baik, jangan terhenti, hanya dengan mengenakan jilbab. Tapi, saya yakin dengan mengenakan jilbab, para polwan akan bisa lebih menjaga dirinya sendiri," katanya. 

Ia juga berharap kebijakan pengenaan jilbab di lingkup Polri, terus dipertahankan, dan tidak berubah lagi, karena menutup aurat adalah tuntutan agama. "Imbauan kebebasan pengenaan jilbab bagi polwan muslim di lingkup Polda Jatim memang harus dikawal, agar jangan sampai berubah pimpinan, nantinya malah ada perubahan kebijakan lagi. Siapa pun yang menjadi pimpinan Polda Jatim, imbauan ini harus dipertahankan," katanya. 

[ant/www.hidayatullah.com]

Salam New's

Setiap Bulan Ada Orang Belanda Jadi Muallaf

Diposkan oleh Dhimas HR Pada 10:00 PM 0 komentar
Traged Van Coch Merubah Paradigma 

"Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah," demikian dua kalimat syahadat yang diucapkan Stefan Kruger (25), warga Groningen, Belanda, di hadapan ustadz Ludo Jongmas (50) di Mesjid Al-Hikmah, Den Haag. 

Sebelum mengucapkan dua kalimah syahadat, Stefan mengaku bahwa dia tidak dipaksa oleh siapa pun untuk memeluk agama Islam. "Selain ingin mengetahui Islam lebih jauh lagi, saya juga ingin menikah dengan seorang muslimah asal Indonesia," katanya. 

Kalimah syahadah itu, diucapkannya secara terbata-bata hingga harus diulang beberapa kali. Sesekali sang ustadz tersebut bertanya juga kepada jamaah mesjid soal sah tidaknya lafaz syahadat yang diucapkannya itu. Sebanyak tiga kali, syahadat itu diucapkan hingga akhirnya Stefan alias Safwan (nama Islam-nya) mendapatkan ucapan selamat dan pelukan dari jamaah muslim lainnya di mesjid tersebut. 

Menurut Ketua Persatuan Pemuda Muslim se-Eropa (PPME), Aman Sulchan, setiap bulan, ada saja orang Belanda yang menyatakan keinginannya mengucapkan dua kalimah syahadat alias memeluk agama Islam. Mereka ini disebut muallaf. 

"Rata-rata, sekali sebulan, ada yang masuk Islam, bahkan lebih dari dua orang," ujar Aman. Pada umumnya, mereka dilandasi karena ingin menikahi wanita Islam, bahkan ada pula yang benar-benar ingin mempelajari Islam secara mendalam. 

Tidak sedikit di antara mereka yang lebih fanatik setelah mendalami ajaran Islam dibandingkan dengan mereka yang sudah memeluk agama ini sejak lahir. Diperkirakan, jumlah orang Belanda yang masuk Islam setiap tahun mencapai sekitar ratusan orang. Salah seorang bintang sepakbola Belanda, Robin van Persie, juga seorang Muslim. 

Menurut Aman, meski saat ini banyak orang yang menghina Islam, khususnya politisi Belanda yang sering mengambil isu Islam dalam kampanye mereka, hal tersebut malah memberikan keuntungan di mana banyak orang-orang yang lebih tertarik untuk mempelajari Islam. 

Sejak kasus terbunuhnya Van Coch, kata Aman, jumlah masyarakat Belanda yang masuk Islam, semakin banyak. Van Coch dibunuh oleh warga muslim Belanda asal Maroko, Muhammad Buyeri pada November 2004. Tragedi ini terjadi karena Van Coch telah menghina Islam. 

Penghinaan terhadap Islam kembali terjadi, dilakukan Geert Wilders, politisi Belanda yang secara sengaja menghina Islam untuk memperoleh suara terbanyak. Secara terang-terangan, Wilders mengatakan bahwa Islam adalah bahaya terbesar yang akan mengancam Belanda dan kemanusiaan. 

Namun, kata Aman, kondisi seperti ini malah memberikan keuntungan kepada Islam, karena justru sebaliknya, banyak orang-orang Belanda yang berminat mempelajari ajaran ini. Koordinator Nasional untuk pemberantasan terorisme di Belanda, Tajeb Gostra seperti yang dikutip dari Reuters, mengatakan bahwa di Belanda, banyak anak muda yang cenderung memeluk agama Islam. 

Menurut dia, ada sejumlah faktor yang mendorong percepatan jumlah kaum muslimin di negeri Kincir Angin itu. Di kalangan elite warga ibukota Belanda, katanya, ada sekitar 60 persen tidak meyakini satu pun agama. "Itulah sebabnya, banyak gereja dan yayasan-yayasan agama umat Nasrani tutup atau menjual aset-aset mereka, lantaran kian merosotnya jumlah jamaat mereka," ujarnya. 

Sebaliknya, banyak pengamat percaya bahwa saat ini agama Islam sedang menyebar dengan cepat, karena kalangan Muslim sangat respek terhadap ajaran Islam dibandingkan dengan para pemeluk agama lainnya. Oleh karena itu, tidak heran, bahwa setiap bulan ada saja orang Belanda, atau warga negara lain yang bermukim di sana, menjadi muallaf. 

Sumber http://republika.co.id

Salam New's
 

Mengangkat Musik & Budaya Indonesia Copyright © 2010 Designed by Dhimas HR Blogger Pekalongan Sponsored by Pissces Of 17 Band - Cikarang