Monday, March 16, 2009

Home » Yang Muda Yang Bicara

Yang Muda Yang Bicara

Diposkan oleh Dhimas HR Pada 8:51 AM
Belajar dari para ulama
Waktu adalah sohib terbaik yang bakal nganterin kita menuju kesuksesan kalo kita bisa menghargainya. Dalam buku berjudul � Nilai Waktu �, sang penulis, Abdul Fattah Abu Ghuddah memaparkan kisah sukses para ulama Shalaf dan Khalaf yang menghargai waktu.

Bagi mereka, nggak ada yang lebih berharga dibandingkan waktu. Seperti dalam kisah Muhammad bin Salam, guru dari Imam Bukhari. Suatu kali ia asyik mendengar pelajaran dari gurunya, tiba-tiba pensil yang lagi dipake patah. Kontan ia langsung teriak �siapa yang menjual pensil, aku akan membayarnya seharga satu dinar (mata uang berbentuk koin seberat 4,25 gr emas)!� Kalo diitung-itung, misal harga 1 gr emas = Rp 80 ribu, doi berani bayar Rp 340 ribu untuk sebuah pensil biar nggak ketinggalan pelajaran.

Mereka juga benci dengan orang-orang yang menyia-nyiakan waktu. Malah Imam Syafi'i mengatakan orang yang kayak gitu, matinya lebih baik daripada hidupnya. Karena orang itu telah melewatkan peluang emas untuk ber-ibadah dan menabung pahala. Kalo gitu, apa bedanya dengan orang mati yang nggak punya kesempatan lagi buat nabung pahala? Catet!

Nggak heran kalo Ibnu Taimiyah sampe minta seseorang untuk membacakan kitab dengan suara keras. Agar dia bisa men-dengarnya dan nggak ada ilmu yang kelewat ketika dia sedang di dalam kamar mandi! Saking tingginya penghargaan mereka terhadap waktu, diki-sahkan bahwa para ulama itu membiasakan sedikit makan dan tidur. Karena banyak makan bakal bikin ngantuk. Dan kalo udah ngantuk, pasti bawaannya males ngapa-ngapain. Apalagi untuk belajar. Pengennya tidur mulu. Padahal banyak tidur, menurut al-Qadhi Iyadh, merupakan ciri orang yang lemah dan nggak mau peduli ama urusan dunia akhirat. EGP banget tuh!

Keluarga muda muslim, nggak salah kalo kisah para ulama itu banyak ngasih kita pelajaran berharga tentang waktu. Terbukti, penghargaan mereka terhadap waktu turut menjadikannya ulama terkemuka di dunia Islam. Nggak heran pula kalo mereka mampu menelorkan karya-karya yang spektakuler. Ambil contoh, tafsir buah tangan Abu Bakar Ibn al-Arabi berjudul Anwarul Fajr yang tebalnya sampe 80.000 halaman. T-O-P B-G-T deh!

Sumber : Buletin Gaul Islam
Salam New's

0 komentar:

Post a Comment

 

Mengangkat Musik & Budaya Indonesia Copyright © 2010 Designed by Dhimas HR Blogger Pekalongan Sponsored by Pissces Of 17 Band - Cikarang