Friday, March 6, 2009

Home » Kisah Cintaku

Kisah Cintaku

Diposkan oleh Dhimas HR Pada 12:34 AM

Aku gak tahu harus berkata apa saat aku bertemu pada nya, aku hanya dapat menatap matanya penuh arti...
“Rora Justina itu aku.” Dan inilah kisah cintaku…
Selama dua tahun aku suka pada kakak kelasku, Aku tahu aku tak akan mungkin mendapatkannya, tapi aku tak dapat menyakal perasaan ini...
Semakin lama aku makin ingin mendapatkannya, aku mulai meminta nomor hand phone nya, memang aku tidak akan minta darinya, bahkan untuk mengatakan halo padanya saja aku takut.
Hingga suatu saat tekad bulat untuk berkata halo padanya dengan mengiriminya sebuah SMS. Tapi percuma dia tidak mengenalku malah menganggap remeh diriku ini.
Bodohnya aku ini. Harga diriku seperti dicampakan olehnya. Ku kira tiap hari tatapan matanya padaku itu menyampaikan sesuatu, tapi aku salah dia tak melihatku. Dia tak mengenalku, tapi mungkin setelah kejadian itu dia mengenalku, hanya untuk seorang adik kelas yang tak berarti. Tapi inilah aku, aku tak kenal lelah. Aku masih mengejarnya hingga suatu saat aku mengetahuinya dia berpacaran dengan seorang kakak kelasku. Dia seangkatan dengannya, itu wajar. Karena aku tahu aku memang bukan untuknya.
Aku mulai putus asa. Tapi bukan berarti tak ada orang lain di hatiku. Patrick,"Rick" begitu aku memanggilnya. Dia bukan orang kedua, bukan sebagai pelarianku, memang wajah, postur tubuh, sikap bahkan hampir seluruhnya menyerupai dengan dia. Tidak hanya buatku, kurasa temanku, kakak kelasku bahkan guru-guru pun berkata demikian. Rick, dia juga lebih pintar. Dia lebih banyak plus nya.
Aku juga tak susah mendapatkannya. Toh, dia satu angkatan denganku, kami sekelas, bahkan dia dekat denganku . Mungkin aku tak dapat menghindarinya, ini bagai mendapatkan durian runtuh. Tapi bukan buatku. Aku hanya sayang pada dia.
Hubungan ku dengan rick hanya sebatas teman. Mungkin, jika orang lain melihat, kami terlalu dekat untuk seorang teman. Aku dan dia selalu berpegangan tangan di waktu istirahat. Aku dan dia selalu makan bersama. Tapi percayalah padaku, itu hanya sebatas teman. Gosip tentang kami pun bertebaran kemana-mana. Kami hanya bisa mengacuhkan itu semua.
Hingga suatu saat aku mendengar kabar tentang kakak kelasku itu putus. Aku tidak kaget mendengarnya, karena aku tahu dia pasti akan berpacaran lagi. Dan memang benar, waktu hanya melewati satu minggu dan kabar mereka berpacaran lagi pun terdengar. Lalu ada kabar pula yang mengatakan bahwa minggu yang lalu bukan dia yang meminta tuk putus, melainkan pasangannya itu. Dan kalian harus tahu… ternyata pertama kali dia yang meminta ‘tuk mulai menjalin hubungan, lalu dia ditolak. Tapi entah mengapa, satu hari setelahnya dia diterima? Apa yang diperbuat olehnya? Dan sekarang, seperti di sinetron-sinetron, bagaimana, yah katakanlah doi ku itu mengemis sekali lagi untuk kembali. Dan itulah yang terjadi fakta.
Hmm… kalian tahu apa yang aku pikirkan pada saat itu??
Aku ill fill sendiri melihat cowo yang aku idolakan selama dua tahun. Seperti pepatah “Panas setahun dihapus oleh hujan sehari” fikiran ku tentang dia berubah 180°.
Dan kalian tahu, satu minggu sesudahnya, mereka kembali putus. “Kita bisa balik lagi, bisa lagi. Apakah kau mengerti bahwa ini bukanlah, bukan permainan…” Seperti itukah cinta mereka seperti yang dinyanyikan oleh Gita Gutawa?
Dan disinilah cinta yang sesungguhnya dimulai. Mulai saat itu, matanya selalu tertuju padaku. Dan aku yakin, ini bukan tatapan seperti dulu. Mungkin mengandung sedikit makna. Tapi aku tidak mengerti. Dia sering menatap mataku ketika aku sedang jalan bergandengan tangan dengan Rick. Dia sering menatap mataku ketika rambutku dibelai dengan Rick. Dia sering melihatku waktu aku sedang ekstra kulikuler atau kegiatan diluar pelajaran. 
Ada yang bilang padaku, bahwa mungkin dia menyukaiku. Tapi aku tidak
menanggapinya sejak kejadian itu.
Dan Semua itu terungkap pada hari ulang tahunnya. Aku hanya mengucapkan Happy Birthday hanya dengan meng- SMS. Tapi dia membalas dengan ucapan “ Aq mulai ska sm Qm… Bkn na Qm ska sm aQ??” Aku hanya membacanya dengan tersenyum bukan dengan senyuman bahagia, Tapi aku menyindir kemurahan harga dirinya…
Lalu aku tahu harga dirinya lebih murah dibandingkan denganku pada waktu itu. 
Itu kisah cintaku… aku sama sekali tidak membalasnya, bahkan aku sudah lupakan dia. Aku yakin, aku akan mendapatkan yang lebih baik dari pada nya.

0 komentar:

Post a Comment

 

Mengangkat Musik & Budaya Indonesia Copyright © 2010 Designed by Dhimas HR Blogger Pekalongan Sponsored by Pissces Of 17 Band - Cikarang