Ketika lagi kerja tiba-tiba HPku teriak-teriak minta dijawab.Hmm.. jarang-jarang ada yang nelpon aku [..kasihan..], nomornya tak dikenal lagi. Siapa ya?
Seketika itu juga ketika gue buka speakernya, sebuah suara wanita menyapaku. Hey Nope! She is not my fans, tsahh pede.. Yang pasti dari suaranya terdengar jelas kalau ada tersimpan sebuah obsesi yang begitu meluap hingga membuat dia memberanikan diri untuk menelponku. Hehe.. Kamu masuk jebakan singa..Loh emangnya telpon apaan sih san?
“Halo..” kusapa si penelpon dengan penuh keramahtamahan minjam gaya resepsionis hotel. “Halo.. ini sandi ya?” seorang cewek. Dari suaranya kira-kira nih cewek berumur 18-19 tahun. Tapi ah.. suara kan bisa menipu.
Aksen suaranya seakan-akan mengenalkan dirinya kalau dia bukanlah orang daerah, istilahnya gaya ngomongnya itu tipe-tipe gue-elo-gemana-getoh-gitu-loh.. “San gue xxx, tadi gue nyari info tentang penyiar radio di Google, kemudian gue ketemu blog loe yang mengulas persiapan buat jadi penyiar. Thanks banget ya tipsnya”, Oh senangnya hati ini mengetahui tulisanku bisa berguna bagi orang lain.
…
“Terimakasih kembali non, Oh ya kamu dari kota mana?” gue yang sedang teleponan ketika sedang ngumpul ma orang-orang kantor. langsung disuit-suitin. Dikirain teman-teman Sandi kopi darat nih yee…Hahaha… but ‘cuekay unda’ (yang dibahasa indonesiakan berarti cuek aja gue) “Gue orang bogor san, cuman kul-nya di jakarta. San boleh sharing tentang dunia radio gak?”, “Boleh dong.. tapi maaf banget ya gak bisa sekarang. soalnya aku lagi kerja” jawabku sok sibuk.
Telponpun segera diakhiri tapi komunikasi tidak berakhir pada saat itu saja. Kita sms-smsan [hari gene masanya perang tarif telpon masih sms-an. Cuekay unda..] dan disitu terlihat sangat kalau dia Luar Biasa penuh ambisi dan obsesi untuk mencapai cita-citanya sebagai penyiar radio. Dia juga cerita ketika kuliah dia siaran tapi cuman di radio kampus setelah itu melamar ke radio-radio komersil yang hingga sekarang belum mendapatkan jawaban yang memuaskan. Nggak salah sich, kalau Obsesi bisa segitu dahsyatnya. Apalagi kalau kita masih muda. Iya gak agnes monica..Tapi salah kalau obsesi bisa menjadi penyakit jiwa atau dengan kata lain untuk mencapai obsesi tersebut bikin kita jadi menghalalkan segala cara. NEVER!!!
Tuhan punya rencana sendiri tentang hidup kita, bisa jadi kita gak bakal pernah jadi penyiar radio. Atau kalau memang kita sudah ditakdirkan jadi penyiar radio, sekalipun sebenarnya kita tinggal di gundukan sampah tetap aja kita bakal ngorbit suara lewat udara. Yah.. Tuhan pasti rencana yang luar biasa terbaik daripada cuman rencana sederhana kita sebagai manusia biasa yang diri sendiri aja masih gak ngerti jelas maunya kita. Lepas dari dukungan penuh dari gue buat Loe-Loe yang bercita-cita menjadi Penyiar radio. Di bawah ini gue jabarkan Hal-hal apa saja yang sering jadi penilaian tim HRD buat menyeleksi calon penyiar radio. Mudah-mudahan bisa membantu:
1. Kepercayaan Diri
Tidak ada orang yang suka dengan kepercayaan diri yang too much. Gue pernah menyeleksi calon penyiar yang sangat yakin kalau dia sangat berkompeten dan seakan-akan dia lebih hebat ketimbang penyiar yang ada. Tipe pelamar kaya gini bikin najis tralala. Sok jago bahasa inggris super keren, pengetahuan musik luar biasa tapi setelah ditanya hal-hal yang sebenarnya biasa aja. Malah gak berkutik. That’s garbage.. Sangat tak disarankan juga kalau datang buat wawancara seleksi hanya memiliki mental atau kepercayaan diri krisis. Karena fatalnya akan berdampak pada kemampuan yang seharusnya bisa kita tampilkan all-out tapi 50% kemampuan aja gak nyampai keluar. So, What we should do: KEEP YOUR ATTITUDE [It's very impoten. Upss.. Important!!] Try to be relax, although it’s hard. Take a deep breath dan Jangan terlalu fokus pada gimana kalau-gue-gak-diterima. Karena bisa menampilkan yang terbaik aja sudah syukur. Jadi sekali lagi Tenang. Jangan ngoyo atau terlalu pamer. Kalau memang jalan kita di sana pasti gak bakalan ke mana.
2. Sejauh mana kamu mengenal radio yang kamu lamar.
Dianjurkan pula untuk mengenal seperti apa karakter penyiar di radio yang akan dituju. karena setiap radio biasanya punya karakter gaya penyiarnya masing-masing.
Ketahui programnya maupun nama penyiar yang menyita perhatianmu. coz it will give you point plus. Tim penyeleksi akan mengetahui kalau kamu memang benar-benar interest dan gak main-main dengan radio yang kamu lamar.
3. Seberapa besar motivasimu menjadi penyiar radio.
Jangan katakan kamu melamar karena ingin coba-coba. Haram hukumnya ketika ditanya alasanmu melamar di radio YBS [yang bersangkutan] dan kamu jawab ‘Saya ingin coba-coba, siapa tahu bisa menjadi penyiar di sini’ Oh no.. Never say that. Kamu bisa jawab kalau kamu dari dulu sekali sudah tertarik dengan dunia radio. Dan kamu ingin mengembangkan potensi dengan menjadi penyiar di radio tersebut hingga bisa mewujudkan impianmu menjadi penyiar radio yang profesional. Ciee.. gue banget tuh Atau tentunya kamu punya alasan sendiri-sendiri, asal sekali lagi jangan sampai mengatakan ’saya cuman coba-coba’.
4. Wawasan musik
Kenal musik dan selalu updating info lagu-lagu yang sedang In maupun kabar musisi yang lagi happening. Penting banget untuk mencerminkan seorang penyiar yang bukan hanya bersuara empuk dan lucu tapi juga gaul serta berwawasan luas.
5. Pengucapan kosakata maupun nama musisi dengan benar.
Beyonce dibaca biyonse Bukan biyons. Michele buble dibaca Misel buble Bukan Maikel babel. Request diucapkan rikues Bukan rekues. Month dibaca Manth Bukan mon. Bagi yang suka lagu-lagu bahasa inggris sepertinya bakal terbantu banyak. Tapi bagi yang malah benci bahasa inggris. Hmm.. gak usah jadi penyiar radio aja kali ya.. ahaha kejam.
6. Penampilan.
Sekalipun radio anak muda tetap perlihatkan kalau kamu sangat menghargai wawancara tersebut. Gunakan baju yang bersih dan berpakaian rapi.
7. Karakter suara dan gaya bicara.
Seperti apakah tipikal suara kamu.. berat kayak stenny, serak serak nyess kayak indy barends, anak muda banget kayak indra bekti, atau cempreng kayak seng. Jenis suara terakhir mungkin agak susah diterima kecuali faktor lainnya sangat memepesona. seperti mungkin dia punya personality yang luar biasa, wawasan yang melimpah ruah, asyik. Impossible is Nothing, rite?!!! Memang agak susah menilai jenis suara sendiri, jadi cobalah cari teman yang mungkin seorang penyiar radio dan minta bantuan untuk menganalisa jenis suaramu dan bagusnya cara bicaranya kayak gimana. Atau tetap kaalu ada lowongan penyiar radio ikut aja dulu. Baru minta bagaimana penilaian mas atau mba penyeleksi, tentunya setelah jauh hari di kemudian bukan pas ketika seleksinya.
8. Ketulusan dalam konten Tujuan Menjadi Penyiar
Hal yang paling esensial adalah ketulusan. Maksudnya kamu jadi penyiar karena kamu tulus memang menyukai dunia siaran. Bukan karena ingin cari popularitas, cari duit, nyari jodoh dan tetek bengek unsur-unsur dibalik pelamaran tersebut. Percayalah jika kamu tulus maka hal-hal seperti popularitas, uang dan lain-lain akan datang dengan sendirinya.
9. Ketulusan dalam konten Cara Mengekpresikan Diri
Jelasnya kalau kamu tipikal melankolis romantis gak perlu dipaksa-paksain heboh kayak indra bekti. Atau kalau kamu memang bocor jangan sok jaim tapi juga jangan out-of-control sampai microphone konslet apalagi kalau bahan omongan miskin isi maupun No kreativitas di dalamnya.
Be you. Jadilah diri sendiri. Karena tiap orang unik. Jadi kamu cukup menampilkan diri kamu sendiri yang memang sudah terlahir unik tanpa ngikut-ngikutin gaya lain. Kalau terinfluence sih wajar. Tapi jangan Copy Cat. Kalau ngikut-ngikut kamu akan selalu jadi nomor dua. Tapi kalau jadi diri sendiri kamu bisa bebas berekspresi. Bangalah menjadi diri sendiri.
Jadi sekali lagi mudah-mudahan tulisan ini bisa bermanfaat. Jika punya mimpi, wujudkan. Jangan menunggu. Karena yang menunggu adalah cuman jatahnya si mimpi. Sedangkan tugas kita adalah bergerak untuk menjemput mewujudkan mimpi tersebut. Mimpi takkan berarti apa-apa tanpa kita pernah berusaha mewujudkannya.
Sukses buat kamu calon penyiar radio legenda hihihi..
Selamat Berjuang Keluarga
Dhimas HR
Seketika itu juga ketika gue buka speakernya, sebuah suara wanita menyapaku. Hey Nope! She is not my fans, tsahh pede.. Yang pasti dari suaranya terdengar jelas kalau ada tersimpan sebuah obsesi yang begitu meluap hingga membuat dia memberanikan diri untuk menelponku. Hehe.. Kamu masuk jebakan singa..Loh emangnya telpon apaan sih san?
“Halo..” kusapa si penelpon dengan penuh keramahtamahan minjam gaya resepsionis hotel. “Halo.. ini sandi ya?” seorang cewek. Dari suaranya kira-kira nih cewek berumur 18-19 tahun. Tapi ah.. suara kan bisa menipu.
Aksen suaranya seakan-akan mengenalkan dirinya kalau dia bukanlah orang daerah, istilahnya gaya ngomongnya itu tipe-tipe gue-elo-gemana-getoh-gitu-loh.. “San gue xxx, tadi gue nyari info tentang penyiar radio di Google, kemudian gue ketemu blog loe yang mengulas persiapan buat jadi penyiar. Thanks banget ya tipsnya”, Oh senangnya hati ini mengetahui tulisanku bisa berguna bagi orang lain.
…
“Terimakasih kembali non, Oh ya kamu dari kota mana?” gue yang sedang teleponan ketika sedang ngumpul ma orang-orang kantor. langsung disuit-suitin. Dikirain teman-teman Sandi kopi darat nih yee…Hahaha… but ‘cuekay unda’ (yang dibahasa indonesiakan berarti cuek aja gue) “Gue orang bogor san, cuman kul-nya di jakarta. San boleh sharing tentang dunia radio gak?”, “Boleh dong.. tapi maaf banget ya gak bisa sekarang. soalnya aku lagi kerja” jawabku sok sibuk.
Telponpun segera diakhiri tapi komunikasi tidak berakhir pada saat itu saja. Kita sms-smsan [hari gene masanya perang tarif telpon masih sms-an. Cuekay unda..] dan disitu terlihat sangat kalau dia Luar Biasa penuh ambisi dan obsesi untuk mencapai cita-citanya sebagai penyiar radio. Dia juga cerita ketika kuliah dia siaran tapi cuman di radio kampus setelah itu melamar ke radio-radio komersil yang hingga sekarang belum mendapatkan jawaban yang memuaskan. Nggak salah sich, kalau Obsesi bisa segitu dahsyatnya. Apalagi kalau kita masih muda. Iya gak agnes monica..Tapi salah kalau obsesi bisa menjadi penyakit jiwa atau dengan kata lain untuk mencapai obsesi tersebut bikin kita jadi menghalalkan segala cara. NEVER!!!
Tuhan punya rencana sendiri tentang hidup kita, bisa jadi kita gak bakal pernah jadi penyiar radio. Atau kalau memang kita sudah ditakdirkan jadi penyiar radio, sekalipun sebenarnya kita tinggal di gundukan sampah tetap aja kita bakal ngorbit suara lewat udara. Yah.. Tuhan pasti rencana yang luar biasa terbaik daripada cuman rencana sederhana kita sebagai manusia biasa yang diri sendiri aja masih gak ngerti jelas maunya kita. Lepas dari dukungan penuh dari gue buat Loe-Loe yang bercita-cita menjadi Penyiar radio. Di bawah ini gue jabarkan Hal-hal apa saja yang sering jadi penilaian tim HRD buat menyeleksi calon penyiar radio. Mudah-mudahan bisa membantu:
1. Kepercayaan Diri
Tidak ada orang yang suka dengan kepercayaan diri yang too much. Gue pernah menyeleksi calon penyiar yang sangat yakin kalau dia sangat berkompeten dan seakan-akan dia lebih hebat ketimbang penyiar yang ada. Tipe pelamar kaya gini bikin najis tralala. Sok jago bahasa inggris super keren, pengetahuan musik luar biasa tapi setelah ditanya hal-hal yang sebenarnya biasa aja. Malah gak berkutik. That’s garbage.. Sangat tak disarankan juga kalau datang buat wawancara seleksi hanya memiliki mental atau kepercayaan diri krisis. Karena fatalnya akan berdampak pada kemampuan yang seharusnya bisa kita tampilkan all-out tapi 50% kemampuan aja gak nyampai keluar. So, What we should do: KEEP YOUR ATTITUDE [It's very impoten. Upss.. Important!!] Try to be relax, although it’s hard. Take a deep breath dan Jangan terlalu fokus pada gimana kalau-gue-gak-diterima. Karena bisa menampilkan yang terbaik aja sudah syukur. Jadi sekali lagi Tenang. Jangan ngoyo atau terlalu pamer. Kalau memang jalan kita di sana pasti gak bakalan ke mana.
2. Sejauh mana kamu mengenal radio yang kamu lamar.
Dianjurkan pula untuk mengenal seperti apa karakter penyiar di radio yang akan dituju. karena setiap radio biasanya punya karakter gaya penyiarnya masing-masing.
Ketahui programnya maupun nama penyiar yang menyita perhatianmu. coz it will give you point plus. Tim penyeleksi akan mengetahui kalau kamu memang benar-benar interest dan gak main-main dengan radio yang kamu lamar.
3. Seberapa besar motivasimu menjadi penyiar radio.
Jangan katakan kamu melamar karena ingin coba-coba. Haram hukumnya ketika ditanya alasanmu melamar di radio YBS [yang bersangkutan] dan kamu jawab ‘Saya ingin coba-coba, siapa tahu bisa menjadi penyiar di sini’ Oh no.. Never say that. Kamu bisa jawab kalau kamu dari dulu sekali sudah tertarik dengan dunia radio. Dan kamu ingin mengembangkan potensi dengan menjadi penyiar di radio tersebut hingga bisa mewujudkan impianmu menjadi penyiar radio yang profesional. Ciee.. gue banget tuh Atau tentunya kamu punya alasan sendiri-sendiri, asal sekali lagi jangan sampai mengatakan ’saya cuman coba-coba’.
4. Wawasan musik
Kenal musik dan selalu updating info lagu-lagu yang sedang In maupun kabar musisi yang lagi happening. Penting banget untuk mencerminkan seorang penyiar yang bukan hanya bersuara empuk dan lucu tapi juga gaul serta berwawasan luas.
5. Pengucapan kosakata maupun nama musisi dengan benar.
Beyonce dibaca biyonse Bukan biyons. Michele buble dibaca Misel buble Bukan Maikel babel. Request diucapkan rikues Bukan rekues. Month dibaca Manth Bukan mon. Bagi yang suka lagu-lagu bahasa inggris sepertinya bakal terbantu banyak. Tapi bagi yang malah benci bahasa inggris. Hmm.. gak usah jadi penyiar radio aja kali ya.. ahaha kejam.
6. Penampilan.
Sekalipun radio anak muda tetap perlihatkan kalau kamu sangat menghargai wawancara tersebut. Gunakan baju yang bersih dan berpakaian rapi.
7. Karakter suara dan gaya bicara.
Seperti apakah tipikal suara kamu.. berat kayak stenny, serak serak nyess kayak indy barends, anak muda banget kayak indra bekti, atau cempreng kayak seng. Jenis suara terakhir mungkin agak susah diterima kecuali faktor lainnya sangat memepesona. seperti mungkin dia punya personality yang luar biasa, wawasan yang melimpah ruah, asyik. Impossible is Nothing, rite?!!! Memang agak susah menilai jenis suara sendiri, jadi cobalah cari teman yang mungkin seorang penyiar radio dan minta bantuan untuk menganalisa jenis suaramu dan bagusnya cara bicaranya kayak gimana. Atau tetap kaalu ada lowongan penyiar radio ikut aja dulu. Baru minta bagaimana penilaian mas atau mba penyeleksi, tentunya setelah jauh hari di kemudian bukan pas ketika seleksinya.
8. Ketulusan dalam konten Tujuan Menjadi Penyiar
Hal yang paling esensial adalah ketulusan. Maksudnya kamu jadi penyiar karena kamu tulus memang menyukai dunia siaran. Bukan karena ingin cari popularitas, cari duit, nyari jodoh dan tetek bengek unsur-unsur dibalik pelamaran tersebut. Percayalah jika kamu tulus maka hal-hal seperti popularitas, uang dan lain-lain akan datang dengan sendirinya.
9. Ketulusan dalam konten Cara Mengekpresikan Diri
Jelasnya kalau kamu tipikal melankolis romantis gak perlu dipaksa-paksain heboh kayak indra bekti. Atau kalau kamu memang bocor jangan sok jaim tapi juga jangan out-of-control sampai microphone konslet apalagi kalau bahan omongan miskin isi maupun No kreativitas di dalamnya.
Be you. Jadilah diri sendiri. Karena tiap orang unik. Jadi kamu cukup menampilkan diri kamu sendiri yang memang sudah terlahir unik tanpa ngikut-ngikutin gaya lain. Kalau terinfluence sih wajar. Tapi jangan Copy Cat. Kalau ngikut-ngikut kamu akan selalu jadi nomor dua. Tapi kalau jadi diri sendiri kamu bisa bebas berekspresi. Bangalah menjadi diri sendiri.
Jadi sekali lagi mudah-mudahan tulisan ini bisa bermanfaat. Jika punya mimpi, wujudkan. Jangan menunggu. Karena yang menunggu adalah cuman jatahnya si mimpi. Sedangkan tugas kita adalah bergerak untuk menjemput mewujudkan mimpi tersebut. Mimpi takkan berarti apa-apa tanpa kita pernah berusaha mewujudkannya.
Sukses buat kamu calon penyiar radio legenda hihihi..
Selamat Berjuang Keluarga
Dhimas HR
0 komentar:
Post a Comment