Narkoba Adalah Musuhmu
Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Segala yang mengacaukan akal dan memabukkan adalah haram” (HR. Imam Abu Dawud). Ulama menyatakan bahwa hadis ini berlaku untuk segala macam benda yang merusak akal tanpa membedakan jenis dan bentuk (pil, bubuk, cairan, gas) maupun cara pemakaian (dihisap, diminum, suntik atau dimakan). Maka narkoba adalah haram dalam bentuk dan jenis apapun.
Ingat itu... Sedangkan untuk para pelaku perbuatan haram ini, Islam menyatakan bahwa mereka akan diganjar hukuman. Tidak hanya pelaku, tapi juga pembuat, pengedar dan penjualnya. Masalah narkoba sudah menjalar kemana-mana. Penggunanya dari SD sampai pejabat. Dari yang kaya hingga yang miskin. Malah ada aparat yang tidak hanya jadi penikmat melainkan sekaligus jadi pengedar.weleh...weleh.. Kita seolah dikepung dari segala arah. Jaringan peredaran narkoba di Indonesia pun melibatkan sindikat internasional. Belum hilang ingatan kita pada kasus di Bali, beberapa orang Bule ditangkap sebagai pengedar dan dikenai tuntutan hukuman mati oleh Hakim karena Narkoba yng dibawa amat banyak hingga memenuhi syarat untuk dijatuhi hukuman mati. Bulan oktober kemarin di Batam tertangkap lagi 7 orang penjahat narkoba yang beberapa diantaranya dari Taiwan. Tak cukup itu setahun sebelumnya Indonesia dikejutkan dengan penggerebekan Pabrik narkoba terbesar ketiga dunia yang berlokasi di Kabupaten Serang Banten. “Prestasi terbesar ketiga“ sangat memalukan dan bikin gerah terutama bagi negeri dengan jumlah umat Islam terbesar di dunia ini.
Karena masalah narkoba yang akut kayak penyakit kanker stadium 4, penanggulangannya pun mesti dilakukan secara menyeluruh dan serius, tidak setengah-setengah. Pertama kita mesti melindungi diri sendiri dulu dengan baju anti peluru....upss salah, yang benar melindungi diri dengan ketakwaan. Dalam Islam, ketakwaan akan membentengimu dari berbagai macam serangan dahsyat. Karena begini bos, alasan orang terjerembab narkoba terutama pada remaja ternyata sangat sepele. Ada yang karena tidak pede lalu memanfaatkan narkoba untuk meningkatkan rasa percaya dirinya. Yang lucunya lagi biar disebut jantan dan macho kalo sudah “kenal” narkoba. Inikan alasan orang yang gak punya pegangan hidup (nilai-nilai Islam), agar dibilang modern lah, untuk diterima dalam pergaulan lah, biar gak dibilang anak kecil lah. Friend, biar kata remaja kayak kamu memang lagi senang-senangnya nyoba segala sesuatu, tapi barang ginian jangan pernah disentuh deh. Haram tau, catat tuh..
Kedua, mesti ada kontrol dari keluarga dan masyarakat. Akibat dari penjagaan keluarga yang tidak efektif dan harmonis ditambah masyarakat yang amburadul, gimana kamoe-kamoe bisa berada di jalan bebas hambatan alias jalan lurus...hehehe. Biar bagaimana pun individu adalah bagian dari keluarga dan masyarakat. Keluarga dan masyarakat baik dan peduli, insyaAllah kamu juga jadi baik.
Tapi itu belum cukup. Apalagi zaman sekarang bung, lingkungan sekolah yang tidak tertib, berteman dengan narkobais, bisa menyeret kamu ke lembah hitam. Ini juga disebabkan oleh narkoba yang mudah diperoleh dimana-mana, kayak kacang goreng aja. Nah urusan begini mesti ada peran pemerintah sebagai upaya ketiga yaitu menjaga dan menciptakan kondisi yang aman dari kejahatan narkoba. Caranya dengan membuat aturan yang terperinci dan tegas serta serius menerapkannya. Hukum seberat-beratnya bagi para pembuat dan bandarnya. Dan bagi pengguna juga ada hukuman tersendiri.
Semuanya butuh kerja keras. Kita menginginkan kondisi kebersamaan, dimana ada sesuatu yang salah maka individu akan berpendapat itu salah, masyarakat juga akan menyatakan hal yang sama. Ditambah lagi masyarakat dapat saling menjaga dengan saling menasehati. Sedangkan Negara adalah pihak yang punya keabsahan bertindak melarang hingga menghukum sesuatu yang dianggap salah tadi. Maka individu, masyarakat dan negara akan kompak layaknya Koor paduan suara. do re mi...hehehe. Dalam kondisi inilah masalah apapun akan dapat dihadapi. Tapi jangan lupa, ikatan yang dapat membuat kompak adalah Islam. Islam mesti ada di pikiran orang-perorang, mesti jadi perasaan dan nilai bagi masyarakat dan semua itu akan tumbuh subur jika negara menerapkannya dalam aturan yang sejalan dengan pemikiran dan perasaan tersebut. Dengan begitu kita bisa bersepakat mengenai Narkoba dan bagaimana sikap kita
seharusnya. perangi narkoba.
Dhimas HR
Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Segala yang mengacaukan akal dan memabukkan adalah haram” (HR. Imam Abu Dawud). Ulama menyatakan bahwa hadis ini berlaku untuk segala macam benda yang merusak akal tanpa membedakan jenis dan bentuk (pil, bubuk, cairan, gas) maupun cara pemakaian (dihisap, diminum, suntik atau dimakan). Maka narkoba adalah haram dalam bentuk dan jenis apapun.
Ingat itu... Sedangkan untuk para pelaku perbuatan haram ini, Islam menyatakan bahwa mereka akan diganjar hukuman. Tidak hanya pelaku, tapi juga pembuat, pengedar dan penjualnya. Masalah narkoba sudah menjalar kemana-mana. Penggunanya dari SD sampai pejabat. Dari yang kaya hingga yang miskin. Malah ada aparat yang tidak hanya jadi penikmat melainkan sekaligus jadi pengedar.weleh...weleh.. Kita seolah dikepung dari segala arah. Jaringan peredaran narkoba di Indonesia pun melibatkan sindikat internasional. Belum hilang ingatan kita pada kasus di Bali, beberapa orang Bule ditangkap sebagai pengedar dan dikenai tuntutan hukuman mati oleh Hakim karena Narkoba yng dibawa amat banyak hingga memenuhi syarat untuk dijatuhi hukuman mati. Bulan oktober kemarin di Batam tertangkap lagi 7 orang penjahat narkoba yang beberapa diantaranya dari Taiwan. Tak cukup itu setahun sebelumnya Indonesia dikejutkan dengan penggerebekan Pabrik narkoba terbesar ketiga dunia yang berlokasi di Kabupaten Serang Banten. “Prestasi terbesar ketiga“ sangat memalukan dan bikin gerah terutama bagi negeri dengan jumlah umat Islam terbesar di dunia ini.
Karena masalah narkoba yang akut kayak penyakit kanker stadium 4, penanggulangannya pun mesti dilakukan secara menyeluruh dan serius, tidak setengah-setengah. Pertama kita mesti melindungi diri sendiri dulu dengan baju anti peluru....upss salah, yang benar melindungi diri dengan ketakwaan. Dalam Islam, ketakwaan akan membentengimu dari berbagai macam serangan dahsyat. Karena begini bos, alasan orang terjerembab narkoba terutama pada remaja ternyata sangat sepele. Ada yang karena tidak pede lalu memanfaatkan narkoba untuk meningkatkan rasa percaya dirinya. Yang lucunya lagi biar disebut jantan dan macho kalo sudah “kenal” narkoba. Inikan alasan orang yang gak punya pegangan hidup (nilai-nilai Islam), agar dibilang modern lah, untuk diterima dalam pergaulan lah, biar gak dibilang anak kecil lah. Friend, biar kata remaja kayak kamu memang lagi senang-senangnya nyoba segala sesuatu, tapi barang ginian jangan pernah disentuh deh. Haram tau, catat tuh..
Kedua, mesti ada kontrol dari keluarga dan masyarakat. Akibat dari penjagaan keluarga yang tidak efektif dan harmonis ditambah masyarakat yang amburadul, gimana kamoe-kamoe bisa berada di jalan bebas hambatan alias jalan lurus...hehehe. Biar bagaimana pun individu adalah bagian dari keluarga dan masyarakat. Keluarga dan masyarakat baik dan peduli, insyaAllah kamu juga jadi baik.
Tapi itu belum cukup. Apalagi zaman sekarang bung, lingkungan sekolah yang tidak tertib, berteman dengan narkobais, bisa menyeret kamu ke lembah hitam. Ini juga disebabkan oleh narkoba yang mudah diperoleh dimana-mana, kayak kacang goreng aja. Nah urusan begini mesti ada peran pemerintah sebagai upaya ketiga yaitu menjaga dan menciptakan kondisi yang aman dari kejahatan narkoba. Caranya dengan membuat aturan yang terperinci dan tegas serta serius menerapkannya. Hukum seberat-beratnya bagi para pembuat dan bandarnya. Dan bagi pengguna juga ada hukuman tersendiri.
Semuanya butuh kerja keras. Kita menginginkan kondisi kebersamaan, dimana ada sesuatu yang salah maka individu akan berpendapat itu salah, masyarakat juga akan menyatakan hal yang sama. Ditambah lagi masyarakat dapat saling menjaga dengan saling menasehati. Sedangkan Negara adalah pihak yang punya keabsahan bertindak melarang hingga menghukum sesuatu yang dianggap salah tadi. Maka individu, masyarakat dan negara akan kompak layaknya Koor paduan suara. do re mi...hehehe. Dalam kondisi inilah masalah apapun akan dapat dihadapi. Tapi jangan lupa, ikatan yang dapat membuat kompak adalah Islam. Islam mesti ada di pikiran orang-perorang, mesti jadi perasaan dan nilai bagi masyarakat dan semua itu akan tumbuh subur jika negara menerapkannya dalam aturan yang sejalan dengan pemikiran dan perasaan tersebut. Dengan begitu kita bisa bersepakat mengenai Narkoba dan bagaimana sikap kita
seharusnya. perangi narkoba.
Dhimas HR
0 komentar:
Post a Comment