
Nah, sementara menulis, ini memerlukan keterampilan tambahan. Bahkan motivasi tambahan pula. Karena apa? Karena menulis bukan bakat, karena menulis memang sangat berbeda dengan berbicara. Banyak orang bisa berbicara, bahkan fasih, meski ternyata ia buta huruf. Sementara orang yang bisa menulis, sangat mustahil bila ia penderita buta huruf. Mungkin ini pula yang membedakan kemampuan setiap orang dalam menulis. Intinya, nggak semua orang bisa menulis, meski berbicaranya sangat fasih dan bahkan retorikanya bagus. Oya, meski bicaranya tidak bagus, tapi minimal ia memang bisa bicara. Bisa berkomunikasi secara verbal (kata-kata) dengan orang lain. Iya nggak?
Jadi menurut saya sih, orang yang bisa menulis adalah orang yang seharusnya merasa bahagia. Karena apa? Karena bisa melakukan keterampilan yang jarang dilakukan oleh orang yang sehat dan normal lainnya. Umumnya, semua orang yang sehat dan normal bisa berbicara, tapi tak semua dari mereka bisa menulis. Ini pun dikelompokkan jadi dua: pertama, orang yang tidak bisa menulis sama sekali alias buta huruf; dan kedua, orang yang tidak bisa menulis dalam pengertian menyampaikan pesan lewat tulisan. Dari dua kelompok itu, mereka sama-sama bisa berbicara, tapi nggak bisa menulis. Betul ndak?
Dhimas HR
0 komentar:
Post a Comment